All About Sheila On 7
“Mending Bikin Lagu Daripada Main Film!”
Filed under: Eross
Kalau disebut beberapa nama dan kata berikut, bisa nggak Belia menarik satu garis merahnya? Nih ya, Sheila on 7, lagu “Bendera”-nya Cokelat, dan soundtracknya film “Gie”. Apa atau siapa hayoo? Uhm, jika kamu menyebut nama Eross Candra, berarti tebakan kamu tepat! Yak, cowok yang banyak banget side project-nya ini akhirnya bisa belia temui beberapa waktu lalu saat dirinya mempromosikan salah satu band side projectnya, Jagostu. Kira-kira, apalagi ya yang bakal dibikin oleh bujang kelahiran Yogyakarta, 3 Juli 1979 ini? Let’s check it out!
Lagi sibuk-sibuknya dengan “mainan” baru, enggak bikin Eross harus meninggalkan aktivitas lamanya. Seperti yang Belia semua ketahui, gitaris So7 yang juga mastermind-nya Jagostu ini punya segudang talenta di dunia musik. Maklum, sulung dari tiga bersaudara ini emang terkenal jagonya bikin lagu. Lagu Bendera yang dibawakan oleh Cokelat, salah satu bukti kreatif Eross di dunia musik. “Saya butuh banyak penyaluran kalau untuk musik. Dan semua itu enggak bisa hanya disalurkan ke So7,” ucapnya membuka percakapan dengan belia.
Ide kreatifnya di bidang musik memang enggak mandek di satu jenis musik aja. Makanya, Eross memilih untuk berkarya di musik lain tanpa harus meninggalkan band yang membesarkan namanya. “Selama ini enggak pernah bermasalah dengan jadwal ya. Itu sih pinter-pinternya manajemen aja. Buat saya, dua-duanya merupakan prioritas,” kata Eross ketika belia tanya, mana yang lebih didahulukan, So7 atau side projectnya.
Lebih lanjut, Eross juga bilang kalau So7 itu kudu tetap dilestarikan. “So7 itu musiknya udah ada sejak saya masih sekolah. Enggak mungkin dihilangkan. Sedangkan projek saya ini, berbeda jauh dengan So7,” katanya kalem.
Darah seni yang mengalir dari cowok yang pernah ngeband bareng Icha dan Adit Jikustik ini emang kentara banget. Ibunya seorang penyanyi, pamannya jagoan main gitar, dan kakeknya merupakan pemain saksofon, bikin Eross enggak bosen ngulik sesuatu yang berhubungan dengan musik. Bahkan lagu-lagu yang ada di albumnya Jagostu, semuanya dibikin oleh Eross. “Saya memang sudah menyiapkan semua materinya untuk Jagostu. Bisa dibilang ya, ini merupakan projek solo saya,” tambahnya.
Untungnya, teman-teman Eross di So7 enggak ada masalah dengan kreativitas Eross ini. Justru pro dan kontra malah datang dari Sheila Gank –fans So7. “Pasti mereka ada yang pro dan kontra lah. Yang pro banyak ngasih masukan dan dukungan buat saya, sementara kalau yang kontra malah enggak ngasih komentar apa pun, haha .…”
Setelah projek band barunya, Eross punya satu lagi side project yang katanya, sangat menyita waktunya. “Saya baru selesai syuting film indie, yang bikin temen sekolah saya dulu. Jelaslah, saya enggak bisa nolak,” katanya. Di film yang berjudul Mati Bujang Tengah Malam ini, Eross langsung diberi peran utama. “Ceritanya sih masih seputar kisah roman gitu. Saya main bareng Artika Sari Devi,” tuturnya.
Hmm, sepertinya menarik ya? “Wah, jangan bandingin dengan bikin lagu lah. Susah banget ngehafalin skripnya,” ujarnya. Enggak hanya bermain sebagai pemeran utama aja, Eross juga membuat soundtrack buat film berdurasi 24 menit ini. “Tapi, tetep aja, saya lebih milih bikin lagu daripada main film!”
Okay, kira-kira apa nih projek Eross selanjutnya? Let’s wait and see .… ***
Comments (3)
August 10, 2007
Proyek Pribadi Eross dalam Jagostu
Filed under: Eross, Jagostu
BAND Jagostu yang didirikan Eross Chandra memunculkan kabar miring soal bubarnya Sheila On 7. Namun Eross membantah hal itu. Justru berdirinya band baru yang digawangi Eross, Brian, Alam, dan Helmi itu didukung para personel SO7.
Jagostu menjadi proyek pribadi Eross dengan warna musik rock and roll yang tidak sesuai dengan konsep SO7. Band ini juga untuk lebih memperjelas keberadaan SO7 sehingga warna musik S07 tidak "teracuni".
Namun Eross mengaku tidak terlalu ngoyo dalam menerbitkan band baru ini. "Fun saja, malah tidak ada keinginan untuk punya kantor," ujar dia. Terpenting, akur-akur saja, ya!
Comments (0)
April 21, 2007
Interview dengan Eross Chandra
Filed under: Eross
Meskipun sudah hampir 5 tahun tinggal di Yogya, namun justru baru kali ini saya berkesempatan mewawancarai tokoh yang paling tersohor imagenya sebagai gitaris Yogya. Siapa lagi kalau bukan Eross Chandra. Gitaris sekaligus frontman dari band sejuta copy Sheila On 7 yang juga meruapakan seorang pencipta lagu handal di negeri ini.
Wawancara ini dilakukan di studio pribadi Eross di kawasan Sleman - Yogyakarta.
Sebelum interview dimulai Eross terlebih dahulu memperlihatkan ruang take di bagian lain dalam studionya. Lumayan luas juga untuk menggelar gathering anggota Gitaris.com Regional Yogya. Yap, Eross menawarkan studionya untuk dijadikan sebagai tempat gathering!!! \m/
And….. here we go
Halo mas Eross, dengar-dengar sekarang lagi ada project baru ya? Terus Sheila On 7 nya gimana?
Sheila tetep jalan. Jadi project baru ini aku kerjain kalo Sheila lagi nggak ada kegiatan. Aku sama anak-anak Jagostu (band barunya Eross -red) juga udah bilang kalau project ini kita jalanin jika masing-masing dari kita sedang tidak ada project di band utama masing-masing.
Siapa saja yang terlibat dalam project ini?
Kalau drumernya tetep pake drumer Sheila On 7, Brian. Trus ada Helmi (Zen / Dream Band 2) di vocal. Kemudian bassistnya namanya Alam, nama bandnya Mondayz sama Candles.
Selain SO7 dan Jagostu, ada project lainnya? Mungkin sebagai produser dari band-band indie misalnya?
Kalau untuk band-band aku sih cukup SO7 dan Jagostu saja. Mungkin habis ini aku mau ngumpulin penyanyi solo.
Mau mengorbitkan penyanyi solo maksudnya?
Yah…. banyak lagu-lagu yang versi pop yang nggak bisa dimasukin ke 2 band itu. Kalau di Sheila mungkin lagu-lagu tersebut terlalu ngepop, kalau di Jagostu apalagi…..
Kalau Jagostu sendiri konsepnya bagaimana?
Jagostu itu ‘mostly’ lagu-lagunya Garage. Beat-beat disco banyak juga cuman musiknya garage gitu.
Dari sudut pandang gitaris, apa bedanya Eross di Sheila dengan Eross di Jagostu?
Kalau di Jagostu soundnya lebih pake combo. Kalau di Sheila soundnya pake head-cabinet yang soundnya tebal gitu. Di Jagostu soundnya lebih ke mid british gitu deh.
Dengar-dengar beberapa lagunya Sheila lagi dilombakan di sebuah festival komik ya? Bisa diceritain nggak?
Oh iya ya…. tapi kalau untuk itu orang management yang lebih tau ha..ha..ha…
Ngomong-ngomong, Jagostu ini konsep band yang dimiliki bersama seperti Sheila misalnya atau konsep solo dengan band seperti Andra & The Backbone?
Ya, ini sebenernya solo albumku cuma aku kasih nama Jagostu. Dan orang-orangnya disitu tetep dapet royalti dari apa yang sudah mereka kerjakan.
Jagostu ini sendiri apa sih artinya?
Nggak ada. Aku cuman ngasal aja ngasih nama Jagostu. Nantilah artinya bisa dicari sendiri ha..ha..ha..
Sudah sampai mana project ini berjalan?
Senin besok sudah mastering. Yah kalau tidak ada halangan… nggak tau deh kapan mau ngeluarinnya, tapi cover sedang dalam pengerjaan, dan untuk peoduksi lagu-lagunya sudah selesai semua. Tanggal 11 lah paling……
Sudah dapat label mana?
Label Sony lagi. Jadi karena aku di ‘publish’ Sony jadi yang pertama aku tawarin Sony. Kebetulan mereka tertarik jadi ya udah, nggak ke label lain.
Berapa lama sih proses produksi album ini, mulai dari perekrutan personel sampai saat ini?
Lama tuh, ada sekitar 6 bulan. Itu karena kalau pas lagi tur sama Sheila jadi Jagostu nya nggak jalan. Itu yang bikin lama. Sebenernya kalo dihitung intensitasnya ya sekitar 2 bulan lah paling lama. Cuma lamanya karena seminggu kadang aku ada dirumah cuma 2 hari, itu yang bikin lama.
Apakah ada rencana mau membawa Jagostu menjadi band sejuta copy lagi?
Yang jelas ini genrenya beda lagi. Frekwensinya beda sama band-band kayak Sheila, Peterpan, atau Nidji. Jadi disini mainnya lebih mengutamakan apa yang sekiranya itu tidak bisa dilakukan band-band seperti itu. Jadi seperti liriknya yang ngomongin tentang pak polisi. Kan kalau band-band kayak Sheila, Nidji, Peterpan, mungkin kalau mereka bikin lagu begitu bukan sepantasnya juga. Fansnya juga kalau dengar pasti bilang "ngapain sih mereka ngomongin kayak gini?"
Dulu band-band Malaysia sukses besar "menjajah" Indonesia dengan Search, UKS, Sheila Majid, Siti Nurhaliza, dll. Namun akhir-akhir ini kita melihat sekarang malah musisi-musisi Indonesia yang rajin "menginvasi" Malaysia…. seperti Sheila On 7, Ungu, Padi, Inul, dan yang terakhir ini baru saja 3 Diva menggelar konser disana. Apa pendapat Eross mengenai fenomena ini?
Awal-awal waktu Sheila On 7 dulu aku gak pernah kepikiran seperti itu. Kalau waktu kecil dulu aku inget di Indonesia ada musik dari Malaysia. Sedangkan di Indonesia musik yang berkembang itu yang seperti God Bless dan Slank. Cuma mereka (Slank & God Bless -red) mungkin sulit beradaptasi sama kultur mereka yang di Malaysia. Mungkin itu yang bikin mereka (Slank dan God Bless -red) sulit masuk kesana. Karena kalau musiknya God Bless dan Slank itu sangat mengakar di kebudayaan Indonesia sekali. Habis itu eranya berubah ada KLA Project dan Dewa, musik mereka benar-benar pop universal, cuma kenapa musik mereka nggak bisa diterima di Malaysia mungkin trendnya disana masih slow rock Malaysia gitu, dan bisa juga karena musiknya KLA Project dan Dewa sama sekali tidak seperti itu. Mungkin sekarang orang-orang Malaysia sudah jenuh, trus mereka cari sesuatu yang lain, dan mungkin waktu itu pas yang datang pertama kali Sheila On 7. Jadi kita bawa pop yang lebih segar dan baru buat mereka meskipun sebenarnya apa yang dimainkan oleh Sheila itu kan udah dimainkan juga sama KLA Project dan Dewa… maksudnya akarnya masih sama….. bahkan sama Koes Plus pun nggak beda jauh. Cuma ya aku pikir Malaysia butuh proses buat menerima itu, dan mungkin baru sekarang ini mereka terbuka pikirannya… ternyata menjenuhkan juga memainkan musik seperti itu (slow rock melayu -red)…
Tahun 2000 konser Sheila pernah memakan korban meninggal di Lampung…. lalu beberapa tahun kemudian hal itu terjadi di konsernya Gigi….. dan kini kejadian seperti itu menimpa band Ungu di Semarang….. kira-kira apa pendapat Eross tentang hal ini?
Wah… itu susah memulainya darimana….. yang bikin aku heran, kenapa banyak pihak yang nggak belajar dari itu? Kejadiannya sampai bertubi-tubi. Seperti yang mas Arman (Maulana -red) bilang olahraga itu di Indonesia diberi fasilitas. Padahal cuma beberapa cabang olahraga saja yang bisa membawa nama Indonesia keluar seperti bulutangkis. Kalau kemudian banyak lapangan bulutangkis ya itu OK lah karena memang di support dan hasilnya memang ada. Kalau musik Indonesia aku pikir dari pemerintah itu dukungannya sangat sedikit. Apalagi seperti yang kita ketahui bahwa musik itu bisa jadi industri yang dijual dan itu memberi masukan juga buat pemerintah Indonesia juga kan sebenernya. Apalagi musik Indonesia bisa ke Brunei, Malaysia, pokoknya rumpun melayu musik Indonesia masih bisa.
Harusnya diberi fasilitas dan perhatian khusus oleh pemerintah. Sebagai contoh bikinlah gedung konser di setiap propinsi yang benar-benar untuk konser…. mungkin pintu masuknya dibuat enak…. didalam ruangan dikasih AC…. aku pikir nggak susah juga kalau pemerintah mau fokus kesitu. Karena kalau dilihat memang bisa dikatakan di Indonesia yang industrinya stabil terus ya industri musik. Mau bagaimanapun ekonominya Indonesia morat-marit tapi industri musik tetep bagus, konser-konser tetep rame. Sebenernya aset juga buat negara. Jadi kalau pemerintah mau membuka wawasan lagi bahwa disitu ada aset yang belum tergali dari dunia entertain, harus disediakan tempat yang lebih aman juga buat penontonnya. Kalau tempatnya itu bener, aku yakin penontonnya nggak akan buru-buru mau masuk dan tradisi rusuh itu bisa dirubah. Moga-moga aja belum terlambat… di setiap daerah diberi gedung pertunjukan khusus, karena itu aset juga buat negara nantinya.
Sekarang ini musik dangdut makin mewabah….. apakah Eross kelak ingin terjun ke dunia dangdut seperti Ahmad Albar dulu juga pernah terjun kesana?
Kalau dangdut itu bisa dibilang musik rakyat di Indonesia yang sudah sangat mengakar. Aku kalau terinspirasi pasti ada, entah mungkin beatnya atau apanya…. karena dari kecil sudah terbiasa dengar dangdut itu dimana-mana ada. Cuma kalau untuk bikin project musik dangdut itu sampai sekarang belum kepikiran. Bukan karena aku benci atau gimana, tapi karena memang soulnya nggak ada disitu. Karena aku dari kecil denger musik dangdut cuma sepintas aja, jadi mungkin pengaruhnya sangat sedikit, lebih banyak dapet pengaruh dari musik popnya.
Kabarnya Eross main film…. gimana sih koq bisa main film?
Oh itu… hehehe, sebenernya itu aku nggak mau, tapi yang bikin film temen SMA ku. Dan dia ngasih jaminan lawan mainnya cantik dan kata-katanya sedikit. Ya OK lah, kenapa nggak… sebenernya itu cuma film indie aja… iseng aja…..
Beberapa waktu lalu sempat ada kejadian sebagian besar insan perfilman mengembalikan Piala Citra yang mereka dapatkan yang disulut oleh menangnya film Ekskul sebagai Film Terbaik. Seandainya Eross meraih penghargaan dalam piala citra misalnya sebagai aktor pendukung terbaik atau pencipta theme song terbaik….. apakah kamu juga akan ikut mengembalikan piala seperti yang dilakukan oleh teman-teman perfilman beberapa bulan lalu?
Jelas kelihatannya hehehe….. Karena aku sudah lihat sendiri theme song di Ekskul itu dan ceritanya seperti apa…. Jadi gawat juga ya kalau yang seperti ini menang, buat apa ya… malu-maluin aja….
Sejak kapan memutuskan untuk jadi gitaris profesional?
Sebenernya sampai sekarang belum saya putuskan hehehe….. Bisa saja suatu saat nanti saya jadi bisnisman he.. he.. he…
Atau mungkin bisa jadi juragan tanah ya nantinya? :D
Hehehe…. Ya main gitar kan berangkat dari hobi. Jadi aku ga pernah memutuskan mau jadi gitaris profesional atau gimana. Karena menghasilkan atau tidak aku akan tetap main gitar, apapun itu. Karena main gitar dan bikin lagu itu sudah suatu kebutuhan. Jadi sekarang ini saya belum memutuskan untuk bekerja disitu. Selama ini kerjaan yang saya lakukan karena hobi juga.
Punya berapa koleksi gitar sekarang?
30-an paling….. nggak tau juga ya, sudah lama nggak ngitung hehehe…..
Apa semuanya itu untuk dipake main di panggung dan rekaman atau hanya untuk investasi?
Investasi ada…, karena suka juga ada, kalau manggung sih biasanya bawa yang dari sponsor saja. Siapa yang mau sponsorin di album ini ya aku bawa tour.
Kemudian sekarang kan pake SP Guitars Pejantan Tangguh…. apa bedanya gitar tsb dengan telecaster yang sering kamu pake?
Kalau SP mungkin penggabungan dari banyak gitar yah…. kan aku sudah banyak nyobain gitar mulai dari telecaster, Les Paul, dan lain-lain. Pokoknya hampir semua gitar udah kucoba. Masing-masing punya kekurangan dan kelebihan. Jadi di SP ini semuanya kucoba gabungin. Jadi itu bisa mewakili setiap gitar itu. Mungkin kalau di Fender menang bright sama crunchnya, kalau di Gibson menang tebalnya. Ya udah, jadi tinggal digabungin aja gimana caranya bisa crunch dan bisa tebal…. sesimple itu. Cuma itu risetnya lama juga…. jadi pas gitar prototype ke-5nya yang baru bener-bener bisa mewakili tebal, bright, dan crunch sesuai yang aku mau.
Eet Sjahranie dikenal akan soundnya yang gahar, dan itu yang menjadi ciri khasnya sampai dia disegani oleh gitaris yang lebih senior, seangkatan, hingga yang lebih muda. Kira-kira apa yang diinginkan Eross sebagai ciri khas?
Wah… apa ya? Hmmm…. baik hati aja deh. Ha ha ha ha…… Dulu waktu kecil gak pernah bermimpi jadi seperti Joe Satriani atau Steve Vai yang main gitar hero. Aku lebih suka jadi secondman, maksudnya disitu ada vocalis dan waktunya vocalis jeda disitulah waktunya gitaris berperan. Jadi gitaris yang porsinya di band. Jadi memang kalau untuk jadi gitar hero dari dulu memang belum pernah kepikiran.
Sebagai gitaris asal Yogya, apakah Eross menilai bahwa harus pindah ke Jakarta bila ingin sukses besar? Bagaimana tips agar bisa sukses sebagai gitaris profesional di Yogya tanpa perlu hijrah ke ibukota?
Tergantung ya…… Tiap orang punya cita-cita sendiri. Maksudnya konsep dia nanti akan seperti apa…. kalo dari pertama Sheila On 7 kan konsepnya ngeband bareng kita bawa satu nama. Jadi kalo bareng-bareng kita nggak apa tinggal dimana aja tapi satu tempat dan nggak perlu di Jakarta. Tapi kalo dia session player… dimana dia cuma bawa gitar dan dia pengen main gitar di suatu band atau disuatu kelompok gitu mau gak mau dia harus ke Jakarta. Karena orang-orang yang membutuhkan gitaris lebih banyak disana, dia bisa jadi additional, session player, dll. Tapi kalau di Yogya, gitaris cuma sebagai pemain band mungkin ya kebanyakan. Jadi kalau bandnya nggak jalan, dia nggak jalan juga. Aku berani tinggal di Yogya karena Sheila On 7 itu jalan, jadi aku nggak perlu ke Jakarta.
Banyak band-band baru bermunculan sekarang seperti Samsons, Nidji, Letto, dll. Siapakah gitaris favorit Eross dari band yang baru muncul?
Hmmm…. aku suka isiannya Lukman Peterpan. Dia isiannya penting, bisa ngasih nuansa. Dan aku pernah juga denger demo mereka sebelum ada vocalnya si Ariel masuk. Ternyata memang cirinya di gitarnya Lukman ini… cara dia ngisi, pendekatan ke lagunya itu ngasih nuansa. Kalau band-band lainnya mungkin masih butuh waktu lagi untuk bener-bener memaksimalkan dia sebagai gitaris. Tapi kalau si Lukman aku pikir sih dia benar-benar sudah matang.
Tahun 2006 lalu Eross menggaet gitaris cewek, Prisa, yang juga salah satu anggota Gitaris.com, sebagai vocalis + additional gitaris untuk promo tour album 507. Gimana sih awal kenalnya dan kenapa memilih Prisa?
Awal kenalnya dari jualan gitar dan dibeli sama Mayzan. Dari situ Mayzan ngenalin…… Waktu itu aku nggak tahu Prisa main gitar sebelum dikenalin. Kita juga sempet hang out bareng dan aku lihat dia main akustiknya, dan kebetulan waktu itu kan awal-awalnya Sakti keluar. Kelihatannya memang kita butuh additional gitar akustik nih, kebetulan Prisa juga projectnya belum ada yang mesti cepet-cepet dan bandnya juga masih vakum…. ya….. kenapa nggak?
Apakah munculnya gitaris-gitaris muda wanita ini menandai akan bangkitnya trend guitar hero lagi di Indonesia?
Hmmm… kayaknya sih iya. Dengan diadainnya beberapa event gitaris kemarin juga seperti Trisum, 5 Gitar Master, dan Konser 1000 Gitar itu sebenernya juga sudah…. era musik alternative yang nggak mementingkan lead sudah bergeser lagi. Jadi interlude gitar sekarang sudah mulai jadi bagian yang penting lagi.
Ada tips-tips untuk gitaris-gitaris muda supaya bisa lebih sukses di pasar?
Kalau kita bicara pasar dalam arti industri musik Indonesia / masyarakat Indonesia secara luas. Pertama sih harus kuat di lagu dulu. Kalau lagunya kuat maka kamu harus menguatkan lagi dengan isian gitar kamu. Baru setelah itu kamu akan dikenal sebagai pemain gitar disitu. Jangan cuma ngisi-ngisi aja tanpa ada sesuatu yang bikin orang nengok ke gitar itu. Jadi intinya kalau memang mau dikenal luas di Indonesia harus berangkat dari lagu yang kuat, kemudian kamu harus memposisikan diri kamu sebagai gitaris yang bisa membuat lagu itu lebih kuat lagi dengan gitar kamu.
Beberapa tahun lalu kan sempat ramai terdengar bahwa akan diterapkan Undang-Undang Hak Cipta. Gimana sih pandangan Eross tentang hal itu? misalnya seperti mp3 bajakan dll.
Oh…. itu saya sih pesimis.. maksudnya kalau sampai bisa hilang ya… ada apa dengan dunia kalau bisa hilang… hehehe….. Ya kalau aku sih hidup cuma tinggal hidup…. di jalanin aja…. Cuma kalau aku berpikir sih mungkin salah satu solusinya gimana caranya bajakan itu bisa jadi legal. Mungkin ada (rekaman) kelas A dan kelas B caranya seperti itu. Kalau mau memberantas bajakan sampai bener-bener bisa hilang….. wah itu harus benerin ekonomi dulu secara keseluruhan dunia. Maksudnya Indonesia jadi banyak pembajakan kan karena faktor ekonomi juga. Kalau negaranya sudah benar, masyarakatnya hidup sudah selayaknya… mereka kan wawasannya akan luas, hidupnya tenang, lebih sering baca, dan dari situ mereka akan lebih bisa menghargai karya orang. Tapi kalau masih banyak demo harga beras mahal ya…. jangan berharap itu akan hilang. Jadi ya dijalanin aja. Solusi dari saya ya gimana caranya supaya yang bajakan itu bisa jadi legal.
Mungkin seperti nada sambung pribadi
Wah kalau itu sih masih rancu juga…. maksudnya presentasi sebenernya berapa sih yang harus didapet sama si artis dan perusahaan. Karena mereka kan gak ngeluarin duit lagi tapi sharenya tetep aja gede. Kan mereka cuma tinggal motong dari master. Sedangkan master itu cari balik modalnya itu dari jualan kaset. Jadi begitu udah balik modal dan dapet untung…… udah kan mereka udah punya master… buat apalagi mereka motong banyak dari situ…..
Begitu kira-kira…… ada lagi?
Hmm…. kayaknya cukup sampai segini dulu deh interviewnya….. makasih banyak bro… :)
OK…. sama-sama… :)
Selesai interview saya kemudian berani menyimpulkan bahwa interview dengan Eross kali ini adalah interview terbaik yang pernah saya lakukan. Dia mampu menjawab semua pertanyaan saya dengan sangat memuaskan. Eross saya nilai merupakan seorang gitaris yang sangat peka terhadap hal-hal yang aktual. Sama sekali tidak tertangkap kesan ’sok ngartis’. Dia sangat ‘Jogja Banget’. Maka tak heran apabila salah satu mantan personel Trio Kwek-Kwek bisa jatuh ke pelukannya…… sialll!!! hehehe…
Setelah interview, Eross memperdengarkan sejumlah lagu-lagu Jagostu kepada saya. Yang menarik, ada satu lagu Jagostu yang menampilkan permainan gitar dari Baron dan Totok Tewel. GILEEE!!!! Saya benar-benar sangat berharap bahwa lagu ini agar dijadikan single pertama dan dibuatkan video klipnya. Pasti seru abis!!! \m/
Comments (14)
April 8, 2007
Filed under: Eross, General '03-'06
Comments (1)
March 23, 2007
Eross Seranjang Bareng Artika Sari Devi
Filed under: Eross, General '03-'06
Yogyakarta, Semua berawal dari persahabatan. Karena bujukan sang sutradara yang juga teman SMA, Eross Candra akhirnya terjun juga ke dunia akting.
Berkarya di dunia akting tak pernah terpikir sebelumnya oleh Eross. Musik adalah hidupnya. Namun kekasih Leony VH itu dulu sempat nongol beberapa menit saja sebagai cameo dalam film "30 Hari Mencari Cinta".
Lewat sebuah film independen bertajuk ‘Mati Bujang Tengah Malam’ Eross dapat peran utama. Film berdurasi 30 menit arahan Fajar Nugross itu akan berkisah tentang dunia politik.
"Saya akhirnya terbujuk karena ada jaminan mainnya cuma pendek-pendek saja," ujar Eross ketika dihubungi detikhot, Jumat (23/3/2007).
Hingga kini Eross bersikeras bahwa dirinya tak bisa akting. Namun lain Eross lain juga pandangan sang sutradara. Awalnya Fajar hanya melihat sosok Eross yang cocok dengan karakter yang dicari namun setelah coba latihan, ternyata hasilnya sesuai harapan.
Artika Sari Devi didapuk untuk menjadi pendamping Eross dalam film ini. Adegan percintaan di atas ranjang kabarnya akan jadi bumbu sedap film ini. Eross pun mengaku menanti adegan tersebut. Apalagi lawan mainnya Artika.
"Semua sih biasa aja. Mungkin yang saya tunggu adegan ranjangnya," tutur Eross diselingi tawanya.
Seperti apakah kelanjutannya? Kita tunggu saja!
Comments (0)
February 28, 2007
1000 Gitaris Pecahkan Rekor MURI
Filed under: Eross, General 2007
Yogyakarta, Sebuah konser akbar melibatkan 1000 gitaris Indonesia akan digelar. Konser tersebut juga akan dicatat di Museum Rekor Indonesia.
Sebuah konser akbar dengan melibatkan 1000 gitaris Indonesia akan digelar. Konser akan berlangsung pada 7 Maret 2007 di Stadion Kridosono, Yogyakarta.
Dari 1000 gitaris tersebut, empat gitaris ternama ikut serta. Mereka adalah Ian Antono (God Bless), Eet Sjahranie (Edane), Eross (Sheila On 7) dan Teguh (Stephen and The Coconut Treez).
Dijelaskan Anton Renaldi dari Gong Entertainment, konser tersebut akan jadi ajang pemecahan rekor MURI. Konser akan dicatat sebagai kegiatan yang melibatkan 1000 orang dengan menggunakan alat musik gitar dalam satu venue.
Ada tiga panggung yang dibuat panitia. Panggung utama digunakan untuk empat gitaris, Ian, Eet, Eross dan Teguh. Dua panggung tribun yang letaknya di kiri dan kanan panggung utama digunakan 1000 gitaris yang terlibat.
Untuk mendapatkan 1000 gitaris, pihak penyelenggara beberapa waktu lalu membuka pendaftaran. "Baru seminggu dibuka yang mendaftar sudah lebih dari seribu," ujar Anton di restoran Paparonz, kawasan Tugu, Yogyakarta, Rabu (28/2/2007).
Akhirnya menanggapi animo masyarakat yang ikut, jumlah gitaris yang terlibat ditambah. Sebanyak 250 gitaris disiapkan sebagai cadangan.
Comments (0)
December 28, 2006
Eross ‘So7′ Siap Tinggalkan Leony
Filed under: Eross
Jakarta, Rupanya bagi Eross Candra, gitaris Sheila on 7, kekasih bukanlah segalanya. Demi sesuatu yang lebih penting, mantan pacar Astrid Tiar itu siap meninggalkan Leony VH kapan saja. Benarkah?
Gagal bersama di hari Natal ternyata tak membuat Eross merencanakan sesuatu hal istimewa untuk kekasihnya di tahun baru. Bagi Eross ada yang lebih penting daripada sekedar berdua-duaan menikmati pergantian tahun.
“Dia di Banjarmasin saya di Lampung. Uang jelas lebih penting buat saya,” ujar Eross kepada detikhot ketika ditemui di acara pentas ulang tahun Slank yang ke-23 semalam (27/12/2006) di Pantai Carnaval Ancol.
Eross yang rupanya tak seromatis lagu-lagu ciptaannya juga tak memberikan ucapan yang spesial untuk Leony yang merayakan hari raya Natal. Bahkan pemetik gitar So7 itu baru menemui Leony sehari setelah Natal. Itu pun diakuinya tak ada yang istimewa.
“Jangan tertipu. Saya romantis hanya di lagu aja kok,” canda Eross.
Selebihnya Eross malah menikmati menjalin hubungaN Asmara seperti sekarang ini. Jarang ketEMu pacar seringkali membuat Eross penasaran. Tapi kalau sudah bertemu, paling-paling keduanya hanya makan atau jalan bareng saja. Waduh Eross…Eross..
Comments (0)
December 16, 2006
(old article) Eross: Jenuh, Pingin Bikin Band Baru
Filed under: Eross, Magazine
Maunya merubah konsep musik Sheila On 7. Pentolan one million copies band ini seneng teman-temannya udah banyak kemajuan.
"W awaNcAra di koridor aja yuk," ajak Eross sembari mEMpersilakan Hai duduk di depan pintu kamar hotel. "Sori, kamarnya masih berantakan," tambahnya. Ia keliatan suntuk banget. Tampang kusut lantaran belum mandi. Tapi cowok bernama komplet Eross Candra ini cuek aja ngobrol tanpa peduli beberapa room boy melintas di kamarnya. Di luar hotel tempatnya menginap di Jakarta langit tampak mendung. Nggak salah kalo bikin orang bawaannya pingin tidur. Udah hampir seminggu ia nginap di Hotel Peninsula sejak Selasa (5/2). "Yah, gini-gini aja kerjaannya. Kalo nggak tidur ya nonton teve. Aku keluar paling kalo ada jadwal di studio atau kalo janjian sama temen pingin jalan," celotehnya. Keberadaan dedengkot SO7 di Jakarta ini tentu aja berkaitan dengan proses pengerjaan album terbaru mereka yang berjudul 7 Desember.
Awalnya, Eross dkk. udah mulai mengerjakan album baru ini dari bulan puasa tahun lalu di Studio Ara, Lebak Bulus. Waktu itu mereka tinggal di Apartemen Bona Vista supaya lebih gampang bolak-balik ke studio. Eross akhirnya memilih tinggal di hotel ketika kerjaan mereka hampir kelar. Tiga personel SO7 yang lain, Adam, Duta dan Anton udah duluan balik ke Yogya. Adam dan Duta mau ngurusin kuliah sedangkan Anton kangen sama motornya. Tinggallah Eross dan Sakti di Jakarta mengawasi take bebunyian orkestra. Orkestra yang digarap oleh Erwin Gutawa itu tinggal menyelesaikan part string dan perkusi. Kok mau-maunya ditinggal? "Ya, haruslah. Aku kan udah nggak punya kegiatan apa-apa selain musik. Di Sheila, aku satu-satunya yang nggak punya kehidupan lain selain musik," ujarnya, enteng. Bener juga kata gitaris bertubuh tipis ini. Anton emang masih punya geng motor besar, Duta dan Sakti masih punya dunia kuliah. Sementara itu Adam, selain masih nerusin kuliah, juga bikin event organizer di Yogya. "Aku ini nggak bisa apa-apa lho. Kalo yang lain punya hobi motor, bisnis, aku nggak punya keahlian lain. Wong main PS aja aku nggak suka. Mungkin aku suka koleksi gitar," aku kolektor 26 gitar ini.
Eross lantas minta ijin mau membasuh muka. Begitu keluar dia langsung nyerocos soal banjir di Jakarta. " Studio Ara itu sampe kebanjiran. Untung udah hampir selesai semua. Terus alat-alatnya udah bisa diselamatin. Kita udah nggak mungkin masuk studio itu lagi," cerocosnya. Eross mengaku deg-degan. Pasalnya baru di album ketiga ini, mereka akan ngelakuin beberapa terobosan baru. Menurutnya, musik S07 bakal lebih bernuansa country. Ketakutannya timbul begitu mikirin fans S07 yang bisa jadi tetap pingin style Sheila seperti dua album sebelumnya. " Kami sih optimis aja. Soalnya akar country udah ada sejak awal kami muncul. Tapi di sini kami lebih negesin warna country-nya. Tapi tetep aja deg-degan. Soalnya aku takut dibilang melangkah terlalu jauh," tuturnya. Obrolan terhenti begitu dua cangkir susu disuguhin di depan kami. Tapi dari sini, keliatan banget cowok kelahiran 3 Juli 1979 ini pingin cerita banyak tentang suatu hal.
**** "
Aku bisa dibilang lagi ketemu titik jenuh," katanya, sambil pasang kuda-kuda mau curhat. Eross langsung membeberkan gimana rencana S07 dalam jangka pendek ke depan. Dari omongannya, S07 emang berniat menggeber album ketiga dan keempatnya dalam waktu yang nggak begitu jauh. Niatnya, setelah menggelar tur promo album ketiga, album keempat langsung digarap. Nah, setelah itu S07 memutuskan untuk absen dua sampai tiga tahun. " Di situ mungkin anak-anak bisa nerusin kuliahnya. Jujur aja… aku malah pingin bikin band baru untuk seneng-seneng," ungkapnya. Ia juga mengakui kalo bandnya itu cuma band main-main yang niatnya berisi tiga orang dari temen-temen Yogya-nya. Waduh.. apa S07 kurang memberikan kesenengan? Masak album pertama laku 1 juta keping, ditambah album kedua terjual 2 juta keping masih berasa susah?
Usut punya usut, Eross justru kangen sama masa-masa susah S07 dulu. Bedanya sekarang Eross lebih memilih melakukannya bersama orang lain. Dimana dia bisa main di kafe-kafe kecil, ditonton segeliintir orang, harus ngangkut alat juga karena krunya cuma dua orang. Hal-hal kayak gitu yang sekarang jadi impiannya. "Itu cita-citaku juga. Aku emang dari dulu pingin punya band sebesar Sheila, tapi aku juga mau punya band kecil kayak gitu. Asik aja kayaknya. Berasa anak band banget!" tuturnya dengan semangat. Dulu, S07 juga dimulai dari band yang iseng-iseng yang sering manggung di berbagai festival. Malah pernah ketika S07 jadi band pembuka Ahmad band sekitar tahun 1999, mereka nekat membawakan 10 lagu ciptaan sendiri yang sama sekali belum dikenal penonton. Tapi cuek aja. Namanya juga mau unjuk gigi. Sekarang, Eross seperti "ngeri" sendiri dengan nama besar band S07. Menurutnya band ini udah kayak produk dengan imej yang kuat. Sedikit aja bergerak, pasti banyak yang ngasih kritik dan saran. Entah dari pihak label ataupun penggemar, yang pasti justru hal itulah yang membuat Eross butuh "liburan". " Aku tahu mereka begitu karena mereka cinta Sheila, tapi otomatis pikiranku jadi tambah banyak. Aku udah nggak bisa lagi kayak dulu, duduk bikin lagu terus selesai. Sekarang aku juga berhadapan dengan urusan produksi, launching, sampai respon penggemar. Tapi akhirnya kebanyakan pikiran tuh bikin aku jadi males bikin lagu," akunya. Mudah-mudahan, menurutnya, band bikinannya ini bisa jadi pelarian yang menyenangkan. " Nggak bakalan jadi band tetap sih. Ini cuma iseng aja. Paling cuma buat mengisi waktu istirahatnya Sheila. Kalo Sheila udah mulai jalan lagi, band ini juga harus berhenti," tegasnya.
Eross juga sadar banget akan tuntutan yang selalu membayanginya kalo sedang berdiri sebagai personel S07. Karena udah dicap sebagi band penghasil hit, tuntutan membuat lagu yang bagus juga semakin besar. Hal inilah yang baru dirasakan Eross sebagai superstar. Ditambah lagi peran Eross di S07 udah dikenal sebagai pencipta lagu. Waktu pengerjaan album Kisah Klasik Untuk Masa Depan, Erros belum menemukan kesulitan dalam penggarapannya. Soalnya sebagian lagu di album kedua ini merupakan lagu-lagu yang harusnya masuk di album pertama. Jadi , cuma sekedar perpanjangan ide. Masalahnya, begitu masuk ke album ketiga, orang udah mulai bisa mencirikan musik S07. Sementara itu ide Eross sendiri udah mulai berkembang. S07, seperti yang dikatakan sebelumnya, mulai mendalami style country untuk album ketiga ini. Intinya, Eross takut ide barunya ini dinilai minus oleh penggemar. " Akhirnya daripada bingung, aku lepas aja permainan kami. Yang penting kita nggak lari jauh dari akar warna musik Sheila yang pop rock," tandasnya. Jangankan warna musik, tema lagu pun banyak yang ditunggu-tunggu oleh penggemar. Tema kayak Dan yang bercerita soal gimana caranya mutusin cewek atau Sephia yang bercerita tentang perselingkuhan, menurut Eross udah jadi icon pada masing-masing album. Dan penggemar selalu bertanya apakah akan keluar icon baru pada album ketiga S07. "Aku nggak pernah berniat bikin icon di setiap album. Penggemarku yang bikin jadi kayak gitu. Terus terang aku jadi sempet mikirin untuk buat icon lagu seperti itu, padahal aku tahu bikin lagu kayak gitu nggak bisa disuruh. Akhirnya nggak aku pikirin tuh. Aku cuek aja deh," pasrahnya.
Eross memang jadi mastermind di balik setiap perjalanan S07. Mungkin betul, mungkin juga salah. Soalnya Eross nggak ngerasa seperti juru bicara S07. Dan dia nggak ngerasa mengatur-atur permainan teman-temannya. Yang dia rasakan adalah dia begitu dominan di dalam penciptaan lagu. Walau kadang Adam sering membantunya juga. " Ide emang selalu dari aku. Aku emang paling sering bikin lagu dan liriknya. Tapi kalo urusan meeting sama label, siapa aja bisa dong," sergahnya. Makanya untuk album baru ini, Eross punya kejutan. "Di album ini, kami semua nyiptain lagu. Dan beberapa dari kami juga ikut nyanyi," ungkapnya, tanpa memerinci siapa aja yang ikut sumbang suara. Biar ngotot ngejalanin style baru, bukan berarti Eross nggak peduli sama pengemar. Sebagai pencipta lagu, Eross malah menempatkan penggemar di atas para kritikus musik. "Kalo ada kritikus musik yang bilang musik kami monoton, sebenernya mereka nggak tahu apa-apa. Karena cuma kami yang ngerti apa yang dimau penggemar. Kalo prinsip aku, asal penggemar senang, aku udah puas," tandasnya. "Para kritikus itu nggak ngerasa gimana jadi anak umur 17 tahun dan dengerin musik Sheila. Itu hebatnya. Mereka nggak akan pernah ngerti," tambahnya lagi. Bisa jadi karena prinsipnya ini, S07 tetep jadi yang fenomenal di dunia musik Indonesia. Seperti kata Eross, semua yang diidamkan orang Indonesia tentang sebuah band, ada di S07. "Ukuran ideal orang Indonesia tentang band Indonesia udah dipunya S07. Punya lagu bagus, logo band-nya juga keren, trus personelnya kurus-kurus… hehehe," candanya. Sial, kirain mau serius ternyata ujungnya becanda!
***
Eross yang lahir dari pasangan Budi Martantyo (almarhum) dan Titien Hastuti ini udah mulai mengenal musik dari kecil. Maklum, dulu nyokapnya tuh vokalis sebuah band pub yang doyan bawain lagu-lagu klasik rock kayak Kiss, Europe sampai Bon Jovi. Eross kecil tertarik sama lagu jenis ini dan diam-diam sering mendengarkannya. Makanya dia merasa berhutang budi kepada nyokapnya yang memperkenalkannya kepada musik rock. Saking berterimakasih sama sang nyokap, Eross membangun sebuah rumah seharga 700 juta di daerah Kaliurang. Rumah seluas 200 M2 ini sekarang udah jadi tempat tinggal Eross bersama ibu dan adiknya. Layaknya rumah anak band, rumah dengan pekarangan yang luas ini juga dilengkapi dengan studio musik. Eross kecil tumbuh menjadi anak yang tertutup. Hal ini menurutnya gara-gara perceraian orangtuanya waktu dia masih TK. Dia sering menyendiri dan males bergaul. Cuma ada satu hal yang bikin dia tertarik, yaitu gitar. "Karena Bapakku udah pergi, aku ngeliat gimana Mama berjuang membesarkan aku, ngumpulin duit beliin aku gitar. Aku juga belajar gitar klasik dari Oom-ku yang guru gitar. Aku ikut kursus grastis sama dia," kenangnya, sambil menerawang. Setelah itu, hari-hari Eross selalu diisi oleh latihan gitar. Eross patut berterimakasih sama bakatnya ini. Karena gara-gara bakatnya main gitar, pribadinya jadi berkembang. Dia nggak lagi jadi anak yang tertutup. "Pertama kali aku main di depan orang waktu ada acara SMP. Di situ ada pemain gitar yang sakit, trus aku disuruh ngegantiin. Ya, udah aku main. Eh, besoknya aku jadi omongan cewek-cewek di sekolahku. Lucu deh waktu itu," kata cowok yang hobi makan seafood dan gudeg ini. Eross masih inget lagu yang jadi andalannya pas baru belajar gitar.
Dengan gitar pertama merek Teisco, dia sering mengeber lagu I Remember You dari Skid Row yang jadi kesukaannya sampai sekarang. Masa SMP dan SMU adalah masa dimana Eross banyak dipengaruhi oleh musisi dalam negeri, kayak Slank dan Iwan Fals. Kedua nama ini sampai sekarang masih jadi panutannya dalam menulis lagu. "Lagu mereka apa adanya. Mereka menulis tentang kehidupan sehari-hari, dan apa yang mereka rasakan. Aku dulu termasuk Slankers nih," jelas jebolan SMP 13 Yogya ini. Selain itu, waktu masih SMU di Muhammadiyah I Yogya, nongkrong tuh dijadikannya wadah untuk menampung ide membuat lagu. Bahkan sampai sekarang kalo mau membuat lagu, Eross merasa perlu kembali ke Yogya untuk mencari ide atau hanya sekedar mencari susana yang enak. "Dari temen-temen SMU di Yogya aku selalu dapet ide. Misalnya tentang pacaran, putus, deketin cewek macem-macem lah. Lagu Pede juga berdasarkan pengalaman temanku di sana," lanjutnya. Karena udah terlanjur jatuh cinta sama gitar, cowok yang sempet belajar desain di Modern School of Design ini jadi kurang memperhatikan pelajaran sekolah. Dia emang ngerasa nggak pernah serius kalo disuruh sekolah. Bahkan waktu menjelang Ebtanas SMU, Eross malah sibuk ngebersihin gitarnya daripada belajar mati-matian. " Nggak tau deh aku emang bukan orang yang suka sama pelajaran. Aku nggak bakat kayaknya. Wong paginya mau Ebtanas, aku malemnya malah asyik ngelap gitar," kata cowok yang pernah ngeband bareng Adit dan Icha "Jikustik" ini. Tapi karena jago gitar , bukan berarti bisa digunakan untuk menggaet cewek. Paling nggak, bukan itu senjata utamanya buat nembak cewek. "Wah, aku sih nggak pernah ngaku bisa main gitar sama cewek. Aku ngedeketin cewek dengan humor dan lawakan-lawakan. Udah gitu, aku bilang aja aku apa adanya. Kalo nggak punya duit, ya bilang nggak punya," katanya. (Tapi hari gini siapa yang percaya elo nggak punya duit ‘Ross?) Jujur, bagi Eross itu yang nomer satu. Mungkin sejujur lagu-lagu ciptaannya. Musiknya nggak maksa harus ngejelimet supaya dibilang hebat. Tapi cukup dengan kekuatan kesederhanaan lirik dan aransemen. Efeknya, udah jelas banyak bikin cewek menggelepar-gelepar. Makanya, hati-hati sama nih cowok. Sepak terjangnya dalam album terbaru SO7 nanti bisa aja bikin cewek kamu berpaling. Minimal jadi Sephia berikutnya! (Yorgi) FOTO-FOTO: DAUS
Aku Cocoknya Main Blues!
Aku sempet belajar gitar klasik dari Oom. Baru 6 bulan aku udah berhenti. Tapi aku sempet dapetlah dasar-dasarnya. Abis itu aku kembangin sendiri. Begitu dalam proses perkembangan, aku kok cocoknya ke blues. Aku tanpa nggak sadar, sering ngelakuin part blues di lagu-lagu Sheila. Tapi sampai sekarang aku masih nyesel kalo inget aku berhenti gitar klasik Biasanya aku mainin chord standard blues, C7 - G7, yang kayak gitulah. Tapi yang penting aku kalo main itu nggak pake konsep. Dan blues tadi biasanya aku mainin dengan nuansa rock. Yang penting aku main aja, mengalir aja. Begitu direkam, aku dengerin, wah, main aku tadi kayak gitu toh, aku kadang kagum sendiri. Yang jelas aku mainin part blues itu di lagu album pertama yang berjudul Tertatih. Trus berlanjut di album kedua, judulnya Pagi Yang Menakjubkan. Tapi kan akhirnya nge-rock juga. Sound yang aku sering pake adalah sound vintage. Tapi menurutku musik sekarang itu bagusnya di-mix. Jangan terlalu vintage juga jangan terlalu moderen. Lagu-lagu sekarang banyak yang pake teknik ini. Kalo disuruh ngejelasin teknis musik, aku paling nggak bisa. Tapi kalo ngeliat dan mainin aku bisa. Aku nggak tau namanya tapi aku bisa maininnya. Sama kayak kelemahanku kalo nyiptain lagu buat orang. Aku paling nggak bisa nyesuain lagu yang aku buat dengan karakter vokal orang. Yang biasa aku lakuin, begitu dimintain tolong buatin lagu, ya udah aku bikin aja sambil bayangin gimana kira-kira penyanyinya nanti menyanyikannya. Sekarang Sheila udah berubah banget. Dan enaknya aku jadi gampang kerjasama mereka. Kalo dulu, aku harus nyanyi di depan mereka untuk ngejelasin lagu yang aku mainkan, sekarang semua udah nyiptain lagu. Dan kami makin sering nge-jam bareng bawain lagunya John Lennon. Mungkin itu yang bikin anak-anak udah bisa ngertiin lagu yang aku tawarin. Kalo soal bikin band baru, konsepnya emang cuma iseng-iseng aja. Tapi yang pasti musiknya lebih kotor, lebih bebas. Lebih kotor di sini mungkin nanti musiknya dibikin kayak The Doors dengan lirik yang lebih bebas (*)
Comments (2)
December 4, 2006
Bikin Band Baru, Eross Tinggalkan Sheila on7?
Filed under: Eross
Yogyakarta, BaNyak orAng mEMpertanyakan perjuangan Sheila on 7 (So7) bertAHan di kancah musik Indonesia. Wajar saja, band yang melejit pesat di album pertamanya itu tak lagi terdengar sehebat dulu. Namun mereka tak gentar. Tapi apa jadinya jika kini dua personel mereka selingkuh.
Brian dan Eross. Kedua personel So7 itu diam-diam kini membentuk band baru yang mereka beri nama Jagostu. Bukan bermaksud menduakan So7 namun Eross mengaku disinilah ia akan mencurahkan hatinya yang tak bisa ditumpahkan dalam So7.
Tapi bukan berarti Eross dan Brian akan meninggalkan So7. Di mata mereka Jagostu hanyalah proyek sampingan, So7 masih jadi bagian dari diri Eross yang paling penting.
"Saya membuat semua tentang Jagostu di luar kegiatan Sheila. Tapi karena Sheila masih sibuk terus jadi kemarin-kemarin Jagostu tertunda. Jagostu ada untuk menampung lagu yang nggak masuk ke Sheila. Jagostu bakal mengangkat sisi burukku," ujar Eross kepada detikhot, Senin (4/12/2006).
Untuk melengkapi personel Jagostu, Eross pun mendapuk musisi lokal Yogyakarta. Alam Segara (basis) dan Helmi Zen yang pernah ikut ajang Dream Band akan jadi vokalis Jagostu.
"Sheila udah punya identitas sendiri dan nggak bisa masukin sesuatu yang terlalu ekstrim buat Sheila. Di Jagostu kita lebih rebel, pemberontak gitu, jiwa sosialnya lebih tinggi daripada cinta. Cinta ada, tapi lebih ke hal-hal kehidupan sehari-hari gitu," tutur Brian sang drumer.
Tapi sejauh ini Eross belum bisa memprediksi apa yang terjadi selanjutnya dengan Jagostu dan Sheila on 7. Yang jelas dibentuknya Jagostu atas restu dari personel S07 yang lain. Bagi keduanya, ini hanyalah proyek sampingan. Seperti apa yah?
Comments (19)
Erros dan Brian Bikin Band Baru,Persiapan Bila So7 Bubar?
Filed under: Eross, Gosip
Disaat pamor Sheila on 7 mulai menurun, Erros malah bikin band baru. Bersama drummer Sheila, Brian, pacar Leoni ini mendirikan band bernama Jagostu akhir Agustus lalu. Pertanda Sheila bakal bubar?
Jagostu beranggotakan 4 orang. Selain Brian So7 (Drum) dan Eross So7 (Guitar/Vocal) Jagostu juga diperkuat Alam Mondayz (Bass) serta Helmi Zen (Vocal).
Kehadiran Jagostu mungkin menimbulkan banyak pertanyaan buat penggemar setia So7. Mungkinkah mereka bakal bubar? Atau diantaranya mereka sudah tak solid lagi? Atau persiapan Erros seandainya So7 tak eksis kembali di permusikan tanah air?
Semua itu dibantah Brian. Menurutnya kehadiran Jagostu ini hanya sekedar ingin melampiaskan sesuatu yang selama ini tak mereka dapatkan di S07. “Ini band idealis gue dan Erros, ide-idenya di luar Sheila. Tema-temanya di luar cinta aku dan kamu, lebih ke sosial dan secara musik kebih keras,” terang Bryan saat dihubungi KG.
Lalu bagaimana dengan So7? Personil yang baru menikah ini tetap menomersatukan So7. Semua kegiatan Jagostu dikerjakan di luar waktu S07. “Kebetulan saat ini Sheila belum ada tur panjang. Kalau soal bagi waktu kita sudah mengaturnya,” ujar Brian.
Kehadiran Jagostu tak dikuatirkan personil So7 yang lain. Adam, sang bassis menganggapnya sebagai hal yang biasa-biasa aja. Siapa pun yang punya proyek di luar Shiela, Adam mengatakan tak masalah. “Selama bisa mengatatur waktu tak masalah buat kita. Dari awal kita sudah ada komitmen seperti itu,” terang Adam saat dihubungi KG.
Soal pembagian waktu, Adam menyerahkan semua itu pada Erros, baginya Erros sangat dewasa untuk mengatur antara So7 dengan band barunya itu.
Bila ada anggapan kalau kehadiran Jagostu sebagai pertanda bakal bubarnya So7? Adam meyerahkan pada orang yang menilainya. “Terserah orang mau bilang apa, yang pasti kita tetap bikin album dan manggung di beberapa tempat,” tandas Adam.
Jagostu menawarkan warna musik rock ʽn roll garage. Memang terkesan idealis, mengingat dalam band ini Eross ‘menumpahkan’ semua materi lagu yang telah dibuatnya tetapi tidak masuk di album-album Sheila on 7.
Ketika ditanya apakah hadirnya Jagostu akan menomer duakan Sheila on 7, Eross menjawab Sheila on 7 akan selalu menjadi nomer satu, sedangkan Jagostu hanya merupakan side project untuk meluahkan ide-ide baru dalam bermusik dan Jagostu akan bermain musik dikala Sheila on 7 sedang tidak bekerja. Intinya, dengan lahirnya Jagostu, Eross bisa lebih termotivasi untuk selalu menghasilkan karya-karya baru.
Hingga saat ini Jagostu telah merekam sekitar 12 lagu dan masih berkutat di studio untuk menyelesaikan proses pembuatan albumnya.
Comments (0)
November 5, 2006
Eros Chandra ”Sheila On 7”: Babak Belur Jatuh dari Loteng
Filed under: Eross
SOBAT-SOBAT, jangan coba-coba ngaku anak band kalau nggak mahir dalam bermusik. Yippie, ini juga berlaku buat si gitaris andal nan cuek, Eros Chandra, pentolan grup musik “Sheila On 7”.
Selain andal mencabik gitar, Eros juga memperkaya warna musik “Sheila” dengan beberapa judul lagu yang ditulisnya sejak album perdana di tahun 2000 silam.
Saat diwawancarai pekan silam, pemuda yang lahir di Yogyakarta ini mengaku Kota Gudeg inilah yang membuatnya dekat dengan suasana seni. Yuk kita korek.
**
Masa kecil? Wowowo, aku tuh waktu kecil paling tersiksa kalau disuruh diam. Sehari aja dikurung mama untuk belajar di rumah, aku pasti jadi anak murung karena nggak tahan pengen keluyuran…. Kesimpulannya, waktu kecil aku memang bandel, nekat dan banyak akalnya.
Jika menengok prestasi di bidang ilmu, aku malu banget nih…. Sejak duduk di bangku SD, aku tuh paling susah kalau disuruh belajar, apalagi yang berhubungan dengan hitung-hitungan kayak matematika. Langsung KO deh…. Waktu dulu aja, aku kerap bolos sekolah karena ketakutan sama guru matematika yang lumayan galak. Stt…. jangan ditiru ya temen-temen…. Yang satu ini tuh kebiasaan buruk yang nggak boleh diikuti.
Urusan matematika agak kusut, nah lain halnya kalau aku disodori gitar untuk bernyanyi. Sejak kelas 4 SD aku tuh sudah mampu memainkan gitar dengan baik. Melihat bakat musikku cukup membanggakan, akhirnya saat itu aku mendapatkan kado gitar elektrik Ibanez pertama dari kakek, tepat di hari ulang tahunku. Yailah…. senangnya….
Oh ya, menurut cerita mamaku, aku diarahkan pada kegiatan bermusik lantaran seisi rumah kerap dibuat jengkel dengan kenakalanku yang luar biasa. Selain doyan maen, aku juga pernah berbuat nakal pada mas pengemudi becak yang ada di depan gang rumahku. Waktu dulu, aku tuh sering banget minta dianterin keliling kota sampai mas becaknya keringetan. Nah giliran membayar, aku langsung kabur sekencang mungkin.
Ulah nakalku tetap tak berubah meskipun sudah dihadiahi gitar listrik. Buktinya, tepat di hari lebaran, aku mengalami kecelakaan dari loteng hingga badanku habis babak belur. Pasalnya, saat itu aku iseng main glosor-glosoran dari atas sampai bawah hingga berulang-ulang. Ketika sedikit lengah, jedhakk.… kepala serta kaki pun akhirnya membentur besi tangga hingga daging di betisku menyembul keluar dan bercucuran darah. Akibatnya, dalam 2 minggu aku nggak bisa jalan sampai dokter menganjurkan untuk istirahat di rumah. Sebulan lamanya aku memakai penyangga kaki. Praktis, aku pun nggak bisa pergi sekolah. Namun karena dasarnya bandel, aku pun malah kegirangan karena terbebas dari omelan sang guru matematika yang menanyakan PR-ku yang nggak pernah dikerjakan. (Dini Budiman)***
(Dini Budiman)***
02 April 2006
Comments (2)
November 4, 2006
Eross Candra (27) tidak ingin berbohong.
Filed under: Eross
Eross Candra (27) tidak ingin berbohong. Saat pelelangan gitar grup baNd SheilA on 7 untuk korban gEMpa Yogyakarta di Jakarta, Rabu (7/6) lalu, Eross terdiam sejenak sewaktu pembawa acara bercerita bahwa gitar itu adalah salah satu alat musik yang sehari-hari dipakai SO7 untuk latihan.
"Iya kan, Eross?" tanya si pembawa acara meminta persetujuan gitaris SO7 ini.
"Hmmm… gimana ya… aku enggak mau bohong ah," katanya. Si pembawa acara tersenyum kecut dengan jawaban Eross itu.
Lelang dilanjutkan. Gitar akustik bertanda tangan seluruh personel SO7 itu pun terlelang dengan harga Rp 3 juta.
Lelang itu termasuk dalam rangkaian konser amal yang di antaranya melelang lagu-lagu hits SO7, seperti Dan, Tunggu Aku di Jakarta, Berhenti Berharap, dan Itu Aku.
Selain memainkan lagu-lagu yang dilelang, Eross, Duta, Adam, dan Brian malam itu juga memainkan lagu-lagu dari album terbaru mereka, 507.
Eross yang malam itu ditemani kekasihnya, Leony, menjadi korban ledekan sang vokalis, Duta. "Pengumuman, Eross bulan depan akan…," ucap Duta sambil melirik Leony. Namun, Eross yang lahir di Yogyakarta, 3 Juli 1979, ini hanya tersipu-sipu, tak berani menjawab…. (EDN)
11 jUNI 2006
Comments (0)
October 31, 2006
Eross ‘SO7′ Dua Kali Ganti Celana
Filed under: Eross
Jakarta, Belajar dari pengalaman memang jalan terbaik, ini pula yang dilakukan Eross ‘Sheila On 7′. Namun, gitaris ternama itu rupanya masih salah juga. Duh!
Ceritanya, Senin (30/10/2006) siang, Eross memenuhi undangan Istana Wapres untuk menerima penghargaan dari Menpora Adhyaksa Dault. Sesampainya di lokasi, Eross melihat penjagaan yang sangat ketat oleh para Paspampres. Dari kejauhan Eross juga menyaksikan bagaimana para personil ‘Ungu’ tidak boleh masuk karena mengenakan celana jins.
"Mendengar berita itu aku dan managerku langsung pulang ke hotel untuk ganti celana," ungkap Eross saat dihubungi detikhot melalui ponselnya, Senin (29/10/2006).
Maklum, Eross menerima informasi bahwa acara penerimaan penghargaan itu tidak formal alias santai. Bermodal celana jeans, ia pun memenuhi undangan.
Berbeda dengan para personil ‘Ungu’ yang tak kembali setelah ‘diusir’, Eross tak patah semangat. Setelah mengganti celananya, Eross berhasil melewati barikade pertama. Tetapi pada brikade dua Eross gagal. "Kok celananya ada kantong-kantongnya, kaya koboi," ungkap Eross menirukan ucapan salah satu Paspampres yang tidak meloloskannya.
Belum patah arang, Eross pun mengganti lagi celananya. Untung saja, sang manager sudah mempersiapkan dua celana. Pos satpam pun jadi ruang ganti darurat.
Kesabaran berbuah manis, akhirnya Eross bisa menerima penghargaan bersama Kikan dari ‘Cokelat’. Eross menerima penghargaan sebagai pencipta lagu nasional, sedangkan ‘Cokelat’ mendapatkan penghargaan karena menelurkan album nasional. ‘Ungu’ yang memilih untuk angkat kaki mendapatkan penghargaan atas album religinya yang berjudul ‘Surga-Mu’
Comments (0)
October 6, 2006
OLD ARTICLE —> Eross “Sheila On 7″ : Ingin Punya Rumah
Filed under: Eross, Magazine
Meskipun puas dan girang dengan sukses tur 10 kota di Jawa, rasa capek mengharuskan para personel SO7 beristirahat. Eross malah terlihat kangen berat dengan kota tempat mondoknya, Yogya. Sehingga nggak heran kalo dia ingin segera punya tempat peristirahatan yang nyaman. Ditambah lagi, Yogya yang telah membesarkannya dipilih sebagai kota terakhir dari rangkaian tur. Lantas apa yang akan dilakukan Erros setelah mencetak banyak duit? "Kalo suruh pilih Jakarta Atau Yogya untuk hidup sehari-hari, kayaknya Yogya lebih nyaman!" Tapi bukan berarti Yogya jauh dari hiruk-pikuk. Justru itulah yang membuat Eross betah lama di sana. Hanya aja ketenangan tetap nomor satu karena dengan itu, Eross lancar mencipta lagu, dan tentunya mencetak duit. "Saya ingin punya rumah di daerah Kaliurang! Ketenangan Kaliurang akan lebih gampang memancing saya menyusun lirik lagu," ungkap Eross. Gitaris yang saat tur paling sering nelpon nyokapnya ini bilang bahwa ketenangan identik dengan keseriusan. Ya lihat aja gayanya di panggung. Dari situ, duit mengalir serius pula. Jadi, kita tinggal nunggu diundang selametan aja nih
Hai Magz
Comments (0)
August 7, 2006
Belum Nikah, Eross ‘So7′ Bahan Promosi
Filed under: Eross
Yogyakarta, Di antara para personel Sheila on 7 (So7), hanya Eross Candra yang masih berstatuskan lajang. Di setiap kesempatan Eross pun kerap dijadikan bahan promosi oleh teman-temannya. Waduh…
Canda dan tawa tak pernah lepas dari tingkah juga ucapan para personel So7. Apalagi memasuki usia karir yang tak lagi belia, kini Duta, Adam dan Brian telah berkeluarga. Tinggal sang gitarislah yang hingga kini belum juga mencicipi pelaminan, Eross Candra.
Peluang ini rupanya kerap dijadikan bahan promosi bagi mereka. Lebih tepatnya Eross sering dijadikan bulan-bulanan, apalagi ketika di atas pentas. Setiap ada kesempatan mempromosikan lagu, Eross selalu jadi tokoh utama dalam lagu tersebut. Wajar saja, memang kebanyakan lagu-lagu hits So7 diciptakan oleh Eross. Tapi pasti ditujukan bagi sang gitaris.
Apalagi ketika beberapa waktu lalu, So7 manggung di kotanya sendiri, Yogyakarta. Duta tampak mengajak sang istri Adelia Lontoh dan anak-anaknya. Adam juga tak mau kalah, istri Adam pun ikut serta mendampinginya. Hanya istri Brian memang tak tampak karena setelah menikah keduanya berdomisili di Jakarta.
"Ya sebenarnya itu bahan guyonan (candaan .red) saja buat Eross. Ini keluarga semua dibawa karena kebetulan pas di tengah promo ada acara manggung di rumah sendiri jadi semua saya ajak," ungkap Duta kepada detikhot beberapa waktu lalu.
Eross sendiri rupanya tak merasa terganggu dengan hal tersebut. Melajang baginya bukan hal yang besar, jika belum siap untuk menikah kenapa harus dipaksakan.
"Saya cuek saja ya. Sering tuh anak-anak gitu. Memang dasar," canda Eross.
Namun dalam kesempatan itu sayangnya Eross enggan berkomentar tentang kekasihnya, Leony VH. Jika sudah waktunya Eross memastikan langkah yang lebih lanjut untuk hubungan mereka berdua.
Comments (0)
May 11, 2006
Eross So7 Lupakan Mantan Kekasih
Filed under: Eross
Yogyakarta, Leony VH sepertinya telah memiliki seluruh hati Eross Sheila on 7 (So7). Demi melupakan masa lalu, Eross menguntai petuah untuk mantan kekasihnya.
Mantan kekasih yang hilang datang…
Relakanlah semua…berakhirlah sudah
Dan biarkan bintang…menuntunmu pulang
Demikian kira-kira sepenggal perasaan Eross Candra pemetik gitar band So7. Baginya masa lalu adalah hal terindah yang selalu membuatnya terinspirasi. Namun demi menatap dan menapaki masa depan yang lebih cerah, Eross memilih untuk menutup buku asmaranya yang terdahulu.
Kata-kata indah Eross inilah yang kemudian dijadikan lagu andalan So7 di album terbarunya ‘507′. Single perdana ini diberi judul ‘Mantan Kekasih’. Apa lagu ini ditujukan spesial untuk mantan kekasih Eross?
"Wah kalau saya bilang mantan kekasih nanti banyak orang yang merasa lagi," canda Eross kepada detikhot beberapa waktu lalu.
"Sesungguhnya kisah ini bisa terjadi pada siapa saja. Saya cuma coba mewakili orang banyak di luar sana yang mengalami kisah serupa dengan saya," tandas Eross lagi.
Dari penguraian kekasih Leony VH ini, ‘Mantan Kekasih’ berisikan tentang kegagalan asmara yang terjadi di masa lalu. Di mata Eross kehidupan asmara di masa lalu harus menjadi pembelajaran namun yang terpenting adalah masa depan.
"Saya hanya ingin bercerita bahwa kadang para mantan kekasih ini melakukan kesalahan. Tapi belum tentu semua orang bisa punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Jalani kehidupan yang ada, tanpa harus bercermin ke masa lalu," kisah Eross
Comments (0)
March 10, 2006
Eross So7 Pecinta Lokal
Filed under: Eross
Jakarta, Sheila on 7 punya cara tersendiri memperingati Hari Musik Nasional. Kamis (9/3) malam Eross dan kawan-kawan secara dadakan tampil di hadapan puluhan musisi lokal untuk mendukung produk gitar buatan Yogyakarta.
"Dukung produk buatan lokal," seru gitaris so7 Eross Candra di Java Cafe Jl. Magelang Yogyakarta, semalam. Dalam acara tersebut gitaris So7 itu tampil sebagai bintang tamu.
Namun tanpa rencana personel So7 lain yang datang dalam acara tersebut ikut dibawa Eross naik ke panggung. Walhasil Sheila on 7 tampil mengejutkan para pecinta musik. Semua ini dilakukan tanpa persiapan oleh mereka. Buktinya saja Sakti sang gitaris tak turut berpartisipasi dalam acara tersebut.
"Saya hanya mengajak teman-teman untuk ikut mendukung produk lokal yang kebetulan juga ini dibuat di Jogja. Jadi saya mulai dengan teman-teman sendiri dulu baru ke luar," ungkap Eross kepada detikhot.
Diakui kekasih Leony VH ini gitar lokal tak kalah bagusnya dengan buatan luar negeri. Malah Eross mengaku lebih nyaman menggunakan produk lokal karena ia bisa memesan gitar sesuai dengan karakteristik musik yang diinginkannya.
"Beda dengan produk jadi yang dicetak begitu banyak (produk luar negeri). Kalau ini semua detilnya sesuai dengan keinginan saya, lebih pas jadi eksplorasi musiknya tambah enak aja," tambah Eross.
Sementara itu Eross tengah sibuk mempersiapkan album terbaru So7 memiliki karakteristik gitar sendiri yang diberi nama Pejantan Series.(yla)
Comments (1)
March 7, 2006
DEMO CLINIC-LAUNCHING SP GUITARS; Bintang Tamu Eross ‘SO7’ dan Tomo ’New Days’
Filed under: Eross
YOGYA (KR) - Acara ‘Demo Clinic and Launching Product SP Guitars’, Kamis (9/3) sore pukul 16.00 digelar di Java Cafe, Jl Magelang, Yogya. Menurut Aris, Manajer SP Guitars, acara ini untuk mengenalkan gitar SP (Sound & Performance) kepada masyarakat, khususnya musisi Yogya. Karena itu, selama acara tersebut digelar, dipamerkan pula sejumlah gitar produksi SP yang dibuat di workshop Jl Imogiri, Yogya. “Bagi yang ingin test drive disediakan ampli,” kata Aris di Redaksi KR, Jumat (3/3) siang. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum.
Untuk demo clinic menampilkan Jack Hammer dengan live performance Captain Jack. Sedangkan Guest Stars menampilkan Eross ‘SO7’ dan Tomo ‘Newdays’. Acara ini juga full door prize dan diberikan diskon selama acara berlangsung. Untuk live performance akan tampil pula The Old Stars antara lain terdiri Yoyok ‘The Rain’ dan Harsa ‘Nuance’. Mereka akan membawakan lagu-lagu lama, di antaranya milik Deep Purple. Juga akan tampil grup musik Klussium. Dalam penampilannya mereka akan menggunakan gitar SP.
Menurut Aris, banyak musisi Yogya yang mengenakan gitar SP, seperti Eross ‘SO7’, Icha ‘Jikustik’ (khusus bas), Dadik ‘Jikustik’, Tomo ‘Newdays’ dan Erik ‘Endank Soekamti’ serta Alex ‘Captain Jack’. Bahkan, gitar yang dipakai Eross dipesan secara khusus (full costum). Mereknya SP Eross ‘Pejantan Series’. Ada juga gitaris yang memesan semi costum, dengan ornamen sesuai selera. Gitar full costum ini diproduksi secara eksklusif. Dalam acara ini, menurut Aris, gitar milik Eross juga akan dipamerkan.
Produk gitar yang akan dilaunching dalam acara ini, lanjut Aris, merupakan produk pertama dengan model dan merek sendiri yaitu berupa produk SP Guitars Standard Series terdiri Odyssey Series, Hybrid Series dan Evo Series. Karya yang dibuat tahun 2005 ini merupakan gabungan kerja keras dan proses belajar yang tidak pernah henti. SP Guitars, kata Aris, memang spesialis membuat alat musik berdawai berupa gitar maupun bas. (Wan)-s.
Comments (0)
March 6, 2006
5 Gitaris Top Tampil Sepanggung
Filed under: Eross
LAGI, A Mild Live Production menggelar event musik lain dari yang lain. Kali ini, A Mild dengan Co-Producer Gong Entertaint meramu konsep tontonan yang bakal memanjakan penggemar musik di Yogya. Event bertajuk ‘A Mild Live Production 5 Guitar Masters In Concert’ ini bakal digelar Rabu (15/3) malam di Grand Pasific Hall, Jl Magelang Km 4 (depan TVRI Yogya). Sesuai judulnya, acara ini menampilkan 5 gitaris top di blantika musik. Kelima gitaris yang bakal tampil sepanggung adalah Ian Antono, Eed Sjachrani, Tohpati, Balawan dan Eross.
Konser ini dikemas secara eksklusif. Di da-lamnya ada penampilan solo gitar, gitar plus minus one, perpaduan gitar dengan rhythm section, kolaborasi serta penampilan bintang tamu penyanyi Lea dan Pia (vokalis Utopia) dengan rhythm section musisi Yogya seperti Gadut (drummer Reload), Jack (gitaris Reload) dan Profit (pemain bas Brown Sugar). Anton Renaldi, Manager Gong Entertaint mengatakan, acara ini bukan event sembarangan, karena belum tentu dalam dua-tiga tahun ke depan akan terulang kembali. Soalnya, kelima gitaris itu tentu punya kesibukan dan jadwal manggung sendiri.
Diakui, untuk mengemas serta memikirkan konsep acara ini tidaklah mudah. Apalagi menyatukan 5 gitaris yang sudah melanglang ke luar negeri untuk manggung maupun menimba ilmu soal bermain gitar. Tentu, ini berbeda dengan menggelar event yang hanya menampilkan satu band. Dalam event ini, kata Anton, dituntut bisa menyatukan 5 orang dari karakter dan manajemen yang berbeda. Mengumpulkan mereka dalam satu show juga butuh waktu.
Event ini diangkat dengan ide, pemikiran konsep, manajerial serta eksekusi yang tinggi. Karena itu, penampilan 5 gitaris tersebut sengaja diselenggarakan di Grand Pasific yang mampu menampung 3 ribu penonton duduk, dengan akustik yang baik. “Bagi kami mengemas konser besar seperti ini tidak akan main-main dalam pemilihan gedung pertunjukan. Dengan berbagai pertimbangan, gedung ini merupakan yang terbaik untuk pelaksanaan event tersebut,” katanya.
Comments (0)
February 8, 2006
Eross Chandra
Filed under: Eross
Berangan-angan menjadi jadi jago kung fu seperti Bruce Lee, Eross Chandra pernah berlatih taekwondo selama beberapa tahun. “Tapi badan aku terlalu kecil, setiap bertarung aku selalu kalah,” ujar Eross Chandra, pendiri dan personel grup musik Sheila on 7. Pernah juga bercita-cita menjadi pembalap, seperti ayahnya, tapi pria yang paling takut pada hantu ini merasa nyalinya tak cukup mendukung.
Prestasi di sekolah juga tidak terlalu bagus. Bahkan, ketika SD, tuturnya, “Setiap baca buku pelajaran, aku baca dengan meloncat-loncat.” Akhirnya ia mengikuti jejak ibu dan ayahnya. Ibunya, Titien Hastuti, penyanyi rock 1980-an, sedang Budi M., almarhum ayahnya, semasa hidupnya seorang pemain saksofon dan piano.
Sejak kecil, Eross memang ia menyukai musik, terutama lagu-lagu Bon Jovi. Sulung dari dua bersaudara ini juga begitu terpesona akan penampilan Richie Sambora, gitaris grup Bon Jovi. Dari kekaguman ini, Eross kecil lalu menyimpulkan bahwa mampu bermain gitar itu keren dan disukai gadis-gadis. Tak cuma berkhayal, ia benar-benar belajar bermain gitar ketika di kelas 2 SMP, saat pertama kali Eross memilikinya. Selama tiga bulan, ia berlatih gitar klasik pada seorang pamannya. “Setelah itu aku mulai mengembangkan sendiri permainan gitarku,” kenang Eross, yang di masa kecilnya rendah diri gara-gara perceraian orangtuanya. Bersama teman-teman sekolahnya, ia sering berpentas di kampus-kampus.
Kecuali ibunya, pihak keluarga tidak mendukung Eross bermain band. Mereka sangat mengkhawatirkan sekolahnya. Apalagi di sekolah, katanya, “Saya termasuk anak yang bandel.” Ketika Eross memilih keluar dari Modern School of Design, Yogyakarta, “Banyak orang yang enggak paham keputusan aku waktu itu.”
Sebelum membentuk grup Sheila on 7, pada Mei 1996, Eross mempunyai grup band Dizzy. Tempat latihannya dekat rumah ayahnya, yang sejak bercerai dengan ibunya, tinggal di Yogya sebelah utara. Agar dekat dengan tempat latihan, Eross pun tinggal bersama ayahnya, sementara ibunya kontrak rumah di Yogya selatan. Akhirnya Eross bertemu dengan anak-anak SMU yang juga suka musik, di dekat rumah ayahnya: Duta (vokal), Adam (bas), Sakti (gitar), dan Anton (drum). Mereka pun bersepakat membentuk Sheila on 7—berasal dari nama seorang teman mereka.
Lagu-lagunya pertama kali diputar di sebuah stasiun radio di Yogya. Sambutannya lumayan. “Begitu orang-orang Yogja suka, aku sangat senang sekali. Dan aku beranggapan, kalau orang-orang Yogya suka, insya Allah orang Indonesia akan suka pula,” kata Eross. Eross dan kawan-kawan sempat syok, ketika ada yang mengatakan lagu pertamanya hasil jiplakan.
Tapi personel Sheila on 7 sudah siap mental. Bahkan, pertama kali datang ke Jakarta untuk rekaman, mereka sampai tidur di studio, yang pintunya dikunci dari luar. Makan juga pemberian orang lain. “Selama tinggal di Jakarta aku dan Adam cuma makan nasi dan sayur,” tutur Eross.
Di Sheila on 7, Eross boleh bisa dibilang motor kelompok musik tersebut. Semua lagu di album pertama dan kedua ciptaan Eross. Salah satunya, Sephia, dinobatkan menjadi lagu terbaik pada Anugerah Musik Indonesia 1999 dan 2001. Penjualan album tersebut, untuk pertama kalinya dalam industri musik Indonesia, menembus ke angka lebih dari satu juta keping dalam waktu yang relatif singkat. Album pertama terjual 1,3 juta keping, dan album kedua berjudul Kisah Klasik untuk Masa Depan, laku 1,7 juta keping. Oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia, Eross dinobatkan sebagai peraih royalti terbesar tahun 2002, selain pencipta lagu A.T. Mahmud.
Menjadi orang terkenal jelas membuatnya bangga. Tapi ada yang lebih membanggakan Eross. “Aku bisa menjadi tulang punggung keluarga,” kata Tejo, panggilan akrabnya di Sheila on 7. “Uangnya aku gunakan untuk membuat rumah yang besar dan bagus untuk mama dan adikku,” kata pemilik 30 gitar itu. Sebelumnya, ia bersama ibu dan adiknya tinggal di rumah kontrakan.
Eross masih punya satu obsesi: ingin punya 100 gitar; punya ikan koi yang banyak untuk klangenan, dan punya rumah indekos untuk jaminan hari tua. Satu lagi: “Aku ingin, ngeband bareng sama anak-anak Sheila on 7 sampai tua,” ujarnya.
Waktu luang dimanfaatkan Eross untuk membersihkan gitar, mengurusi ikan koi, dan nongkrong dengan teman-temannya. “Dari nongkrong bareng teman-teman aku biasanya dapat ide lagu baru. Dari apa yang mereka keluhkan, banggakan, semuanya menjadi inspirasi bagiku untuk membuat lagu,” katanya.
Comments (0)
January 4, 2006
EROSS : “Salah satu komposer muda terbaik di Indonesia”
Filed under: Eross
Nama Asli : Eross Candra
Tempat/Tgl Lahir : Yogyakarta, 3 Juli 1979
Gaya Permainan : Pop Rock, Alternative
Group Band sekarang : Sheila On 7
Pengaruh musikal : Ian Antono, Richie Sambora
Gitar Yang Digunakan : Fender Stratocaster 70’s, Fender Telecaster, Gibson Les Paul
PickUp : Dimarzio Virtual Vintage
Head Amp : Carvin Legacy, Marshall JCM 800, Messa Boggie Rectiefire
Kabinet Speaker : Carvin Legacy Vintage 30, Marshall G 12 speaker
Efek : TS-9 Ibanez, Boss SUper OD, Ibanez Turbo Tube Screamer, Boss Equalizer Parametic, Vox Wah, Zoom Delay
Gitaris yang satu ini bisa dibilang lebih menonjol skill mencipta lagunya ketimbang permainan solo gitarnya. Tak ada yang terlalu istimewa dari permainan gitarnya. Namun kalau bicara soal skill membuat lagu, tidak perlu diragukan lagi. Karya-karyanya selalu laku keras.
Ia mulai tertarik dengan musik ketika duduk di bangku kelas 2 SD ketika melihat penampilan dan video klip God Bless, terutama permainan gitar Ian Antono. lalu ia mulai tertarik dengan grup rock kondang Kiss, Europe dan Bon Jovi dan grup rock dalam negeri, God Bless. Mulai bermain gitar ketika duduk di bangku kelas 2 SMP saat ia menerima sebuah gitar dari pamannya sebagai hadiah ulang tahun ke 14. Gitar pertamanya tersebut bermerk Kawasaki. Ia sempat belajar gitar klasik, tapi hanya bertahan 3 bulan setelah itu ia memutusukan berhenti. Pengalaman manggung pertamanya juga didapat ketika masih SMP meski saat itu ia belum memiliki gitar sendiri.
Ketika masuk SMA, ia bergabung dengan band bentukan pamannya yang bernama Dizzy. Di band tersebut terdapat Icha dan Adit yang nantinya menjadi personel Jikustik. Ketika mulai ngeband inilah kemudian Eross mendapatkan gitar elektrik pertamanya. Di tahun itu juga ia mulai bertemu dengan Adam, Duta, Sakti, dan Anton. Mereka akhirnya sepakat membentuk grup Sheila Gank.
Bersama Sheila Gank, Eross pernah menyabet gelar Best Guitarist di sebuah Festival Band DIY di Yogyakarta. Bahkan Sheila Gank pernah menyabet juara 3 di Festival Band se-JaTeng dan DIY. Waktu itu mereka sudah memiliki lagu sendiri. Salah satu lagu yang jadi andalan adalah Kita. Setelah mendapat juara 3, banyak yang merequest lagu tersebut di radio-radio Yogya. Akhirnya Eross memberanikan diri berangkat ke Jakarta untuk memberikan demo lagu mereka. Bermodal uang Rp. 200.000,- akhirnya sampailah ia di Sony Music dan memberikan demonya. Beberapa minggu kemudian ia dikontak oleh Sony Music dan berangkat ke Jakarta untuk dikontrak dan rekaman. Untuk beberapa keperluan nama Sheila Gank dirubah menjadi Sheila On 7.
Tahun 1999, debut album perdana dirilis dan langsung meledak terjual 1 juta keping. Yang menarik, Sheila On 7 adalah band pertama di Indonesia yang berhasil menjual album sebanyak 1 juta keping dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Album perdana tersebut semua hitsnya mengandalkan lagu-lagu karya Eross seperti Kita, Dan, Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki.
Album-album berikutnya tetap menunjukkan skill Eross sebagai pencipta lagu yang brilian. Album Kisah Klasik Untuk Masa Depan (2000) juga terjual diatas angka 1 juta keping. Kali ini mengandalkan lagu-lagu berjudul Sephia, Bila Kau Tak Disampingku, dan Temani Aku. Kemudian disusul oleh album 07 Des (2002) yang mengandalkan hits-hits Seberapa Pantas, Seandainya, Saat Aku Lanjut Usia, Mari Bercinta, dan Percayakan Padaku. Tak hanya sampai disitu, album Pejantan Tangguh yang dirilis tahun 2004 pun tetap menjanjikan. Bersama Sheila, Eross juga juga membuat album soundtrack film layar lebar yang berjudul 30 Hari Mencari Cinta.
Eross juga sudah pernah berkolaborasi dengan membuat lagu untuk artis-artis lain, seperti Iwan Fals, Memes, Rio Febrian dan penyanyi cilik Tasha. Selain itu lagu-lagunya kerap dijadikan background iklan-iklan di televisi dan radio-radio.
SOurce: Gitaris.com
Comments (0)
January 3, 2006
Eross “Sheila on 7″ Impikan Body Keren
Filed under: Eross, Lifestyle
Eross Candra, gitaris grup Sheila on 7, mulai ketagihan olah raga pembentukan tubuh, karena ingin memiliki body keren.
Ketika ditelepon oleh KCM, Selasa (3/1), Eross, yang sedang berada di Yogyakarta, baru mau berangkat ke Klub Ade Rai di kota itu, yang merupakan bagian dari usaha waralaba binaragawan Ade Rai.
“Target jago main gitar dan bikin lagu, jadi pengusaha macam-macam, antara lain pengusaha perumahan, aku rasa sudah aku capai. Sekarang, aku ingin punya body bagus. Body keren kan impian setiap lelaki. Makanya, aku berolah raga di situ,” tutur pemuda kelahiran 3 Juli 1979 ini.
Menurut Eross, tubuhnya saat ini belum bagus. “Perutku belum kotak-kotak kayak Bruce Lee,” lukisnya, lalu tertawa.
Usaha menjadikan badannya keren, dengan melakukan olah raga pembentukan tubuh, baru dimulainya beberapa waktu lalu. “Waktu itu, untuk liputan infotainment, aku diminta melakukan hal yang belum pernah aku lakukan. Ya sudah, aku berolah raga di situ,” cerita Eross, yang mensyaratkan tubuh bagus berarti juga sehat. “Sampai saat ini baru dua kali aku ke sana, tapi mulai ketagihan,” imbuhnya.
Selama ini, sesuatu yang dianggapnya sebagai olah raga rutinnya justru dilakukannya di panggung pertunjukan. “Lari-lari sambil main gitar waktu tampil,” ujarnya serius.
Meskipun sedang tidak meraja seperti grup-grup Peterpan dan Radja, Sheila on 7 kata Eross tetap sibuk bermusik. “Kami sedang menyiapkan album baru. Sekarang sedang mengumpulkan lagu-lagu. Target kami, kalau semuanya berjalan lancar, album itu akan kami rilis pada 6 Mei nanti, pas di hari ulang tahun ke-10 Sheila on 7,” terangnya.
Dalam tahun ini juga, terang Eross lagi, dijadwalkan Sheila on 7 akan menjalani tur Jawa dan tampil di enam kota di AS.
Penulis: Ati
Source: Kompas
Comments (0)
December 11, 2005
GUDEG MBAK SASHA; Gurih Areh Berbungkus Daun Pisang
Filed under: Eross, Lifestyle
BANYAK gudeg ditawarkan di Yogyakarta dengan beraneka citarasa. Tak mengherankan jika Yogyakarta sampai sekarang masih menyandang predikat kota gudeg. Masing-masing gudeg yang bisa ditemui di setiap jengkal tanah, mempunyai kekhasan olahan tersendiri. Seorang pengelola makanan gudeg merasa perlu mempunyai kekhasan dengan yang lain. Tetapi, penggemar gudeg tentu tak bisa melepaskan rasa areh. Yakni kuah yang melumuri ayam kampung, tahu, tempe, dan krecek sesuai selera.
Gurihnya areh dan empuknya ayam kampung sering menjadi andalan. Itulah yang sekarang ini bisa dijumpai pada ‘Gudeg Mbak Sasha’ yang buka dasar di depan Mirota Gejayan mulai pukul 21.00. "Selain itu setiap gudeg yang saya hidangkan menggunakan piring rotan dan beralaskan daun pisang. Selain untuk penampilan agar menarik, piring rotan dan daun pisang membuat rasa gudeg tetap gurih," terang Mbak Sasha, yang mewarisi kepandaian mengolah gudeg dari ibunya. Sekitar tahun 1970an nenek Mbak Sasha pernah membuka warung gudeg, sehingga resep-resep khas beliau kini diterapkan pada dagangannya.
M enurut Mbak Sasha, pelanggan yang datang ke warung lesehannya beragam. Mulai dari pejabat, mahasiswa, hingga artis dan musisi. Lesehan ini juga menjadi favorit Eross Sheila on 7. Seringkali ia menyantap gudeg, sembari ngobrol dengan teman-teman musisi Yogya. "Di samping itu, karena di sini banyak mahasiswa, saya tak mematok harga tinggi. Dengan uang Rp 5.000 sampai Rp 10.000 sudah bisa makan kenyang di tempat ini," jelas ibu dua anak ini.
Mbak Sasha juga menjelaskan, kerenyahan ayam kampung dan gurihnya areh terasa menggoyang lidah karena dirinya memasak gudeg menggunakan areng atau kayu bakar. (Rsv)-k
Comments (0)
September 29, 2005
Eross Tak Gentar Dengan Band Baru
Filed under: Eross
Pentolan Sheila On 7, Eross, mengaku tidak gentar menghadapi band-band baru yang bermunculan. Bagi cowok kurus ini, kehadiran mereka bukan sebagai pesaing tapi jutsru mengasah kreatifitas untuk lebih baik lagi.
Kehadiran band-band baru menunjukkan bahwa musik Indonesia dapat diterima di negeri sendiri.“Musik Indonesia udah bisa jadi mata pencarian, jadi tuan rumah di negerinya sendiri, berarti musik Indonesia lebih diterima dari musik import,” terang Eross ketika ditemui di Manchester United Café.
Dengan banyaknya band baru, Eross merasa persaingan akan semakin sehat. “Sebenarnya saingan dari dulu nggak pernah, hanya saling melengkapi aja,” jar mantan pacar Astrid Tiar ini. Proses kreativitas dalam mencipta musik akan semakin terasah, karena setiap band harus semakin baik. “Bikin musik lebih baik kalau ada persaingannya,” imbuhnya.
Selain aktif dengan Sheila On 7, Eross juga sibuk mengerjakan proyek solo, diantaranya mengisi soundtrack film ‘Gie’. Untuk rencana kedepan, Eross dan anak-anak Sheila akan menyelesaikan tour 50 kotanya dulu.
“Kemarin baru 26 kota, masih kurang 24 kota lagi,” tutur pria bernama lengkap Eross Chandra ini. Ia juga sempat bercerita, sambutan Sheilagank di kota-kota tujuan tour sangat baik, konserpun berjalan lancan dan aman. “Sekarang penontonya Sheila on 7 udah dewasa semua “ ujar cowok yang logat jawanya masih kental ini. (Yo)
Sorce: KG
Comments (0)
September 5, 2005
eross on 7: pemakan kobra
Filed under: Eross
Eross punya hobi baru! Pemetik gitar Sheila On 7 ini lagi seneng banget makan. Udah gitu, makanannya juga spesial. Daging kobra goreng, jack!
Ih.., apa nggak serem, tuh?
“Ah, nggak juga! Rasanya enak, kok. Kayak-kayak daging ayam gitu, deh!” jawab cowok yang baru aja ngebikin lagu buat soundtrack film Gie ini.
Tapi kan beda, ‘Ross?
“Iya! Pertamanya sih mungkin masih rada ngeri juga.Ular gitu, lho! Apalagi, pas pertama makan, ada live show-nya. Yang jual motongnya di depanku. Tapi, begitu udah nyoba, aku malah nagih. Lama-lama seremnya hilang. Berubah jadi biasa aja, tuh! Ngomong-ngomong, ada yang mau nemenin aku makan nggak?” sambung Eross, sambil nyengir.
Mmm.., lain kali aja deh Ross. Masih rada kenyang, nih! Hehehe…
Comments (1)
August 15, 2005
Erros Chandra: Belajar Terus Agar Seperti John Lenon
Filed under: Eross
Kemampuan Eross Chandra dalam mencipta lagu memang tak perlu diragukan lagi. Boleh jadi hampir seluruh buah karyanya selalu menjadi buah bibir semua kalangan. Tak kecuali anak-anak.
Bicara soal prestasi di sekolah, cowok bertubuh begeng kelahiran Yogyakarta 3 Juli 26 tahun silam ini memang tidak terlalu menonjol. Bahkan Tejo, panggilan akrab Eross dikalangan anak-anak band Sheila On 7, mengaku ketika SD, setiap kali baca buku pelajaran selalu meloncat-loncat. Alias tidak berurutan.
“Selain itu, kata orang dilingkungan rumah, dulu aku itu termasuk anak bandel,” kenang Eross sambil tertawa.
Meski dalam hal pendidikan tak ada nilai lebih, tapi ada satu hal yang kini justru menjadi kebanggaan keluarga besar alumni SMA Negeri Muhamadiyah I Yogya ini mampu membuat catatan prestasi di dunia seni. Khususnya dalam hal bikin lagu maupun lirik. Tak itu saja. Kini, kemampuan Eross dalam mencipta lagu juga sudah mendapat pengakuan di kalangan produser film. Sebut saja pemilik Miles Production, Mira Lesmana,
Menurut Mira yang menunjuk Eross untuk membuat soundtrack film “Gie” mangatakan kalau dalam menciptakan lagu, Eross nggak neko-neko alias jujur. Trus, nggak macam-macam, simpel, sedikit naïf, dan apa yang dibuat benar-benar keluar dari hati.
Dan, salutnya lagi, dalam proses mencipta lagu, Eross boleh jadi termasuk pencipta lagu cepat. Buktinya, saat membuat lagu soundtrack film Mira Lesmana dan Riri Riza ini, ia hanya butuh waktu tiga hari saja.
Kalaupun sekarang ini, Eross jadi orang terkenal dan mampu menopang biaya kehidupan keluarganya dari mencipta lagu, ternyata kolektor gitar ini tetap memiliki obsesi besar yang hingga ssaat ini belum kesampaian. Apaan tuh?
“Aku pengen sekali bisa membuat lagu seperti John Lenon. Dimana semua lirikdan lagu ciptaanya bisa menggugah hati manusia sampai ke penjuru dunia. Untuk itu sekarang ini aku terus belajar…, belajar dan belajar. Salah satunya ya terus berkarya membuat lagu dan lirik,” aku penggemar ikan hias koi.
“Dan satu lagi, aku juga ingin bisa terus ngeband sama anak-anak Sheila sampai tua,” imbuh Eross.
Sukses deh!
Comments (2)
June 30, 2005
Eross So7 Jualan Kaos
Filed under: Eross
Siapa sih yang nggak kenal sama gitarisnya Sheila on 7, Eross Chandra? Setelah sukses bikin lagu, ngegitar dan nyanyi, kini Eross menjajal kemampuannya di luar bidang musik. Eross jualan kaos. Kaos.. Kaos..!
Eross Chandra gitaris grup band Sheila on 7 telah resmi bergabung dengan sebuah clothing company berlabel Rebel Star. Sebelum Eross, telah banyak pula anak-anak band lainnya yang telah bergabung dengan label yang cukup punya nama di Yogyakarta ini. Sebut saja Ipul basis band The Rain, juga Kiki drumer band Esnanas yang berperan sebagai pencetus dan penggerak Rebel Star.
Bukan tanpa alasan Eross mau menjadi bagian ikon Rebel Star. Tema musik dan band untuk semua desain-desainnya dipikir Eross sangat cocok untuk dirinya yang sangat menyukai musik.
“Saya suka desainnya, saya suka gayanya dan saya suka kerja perusahaan ini. Saya tak hanya mendukung Rebel Star dan mendapat barang gratisannya sekarang. Saya terlibat dalam usaha ini,” ungkap Eross bersama Ipul The Rain seperti dilansir Rebelstars, Kamis (30/6/2005).
Ipul pun menuturkkan “Saya dan Eross nggak punya pikiran yang muluk-muluk. Nggak kepikiran barang ini harus laris atau gimana. Jalanin dulu deh,” ujar Ipul.
Mungkin lain kali pun Eross akan berjualan barang dagangannya di sela-sela turnya? Siapa tahu…(dhot)
Comments (0)
June 27, 2005
eross “so7′: mengudeta posisi duta
Filed under: Eross
Ini emang belum bisa dipercaya. Tapi nggak ada salahnya didengerin. Dari dulu SO7 udah digosipin menuju kehancuran. Biar sering dibantah, tapi tanda-tandanya makin keliatan. Diawali cabutnya Anton, sekarang cowok ceking ini dikabarkan bakal mengudeta posisi Duta!
Kalo biasanya Eross dikenal sebagai gitaris dan pencipta lagu andal, belakangan Eross nyanyi juga di mana-mana. Selain nyanyiin sebuah jingle iklan minuman kaleng, Eross pun nyanyiin sebuah lagu berjudul Cahaya Bulan di album soundtrack film Gie.
Weits, ada apa nih sebenernya?
“Nggak ada apa-apa. Waktu bikinin jingle itu aku diminta sekalian nyanyi biar nggak repot nyari penyanyi. Kalo di album soundtrack film Gie, aku nyanyi karena iseng. Lagunya kan aku yang nyiptain, trus sama mbak Miles disuruh eksplor jiwa senimanku. Eh, yang lewat kok ya rasa kepengen nyanyi. Nyanyi deh! Hehehe….”
Is it true? We’ll wait and see lah!
Comments (0)
June 24, 2005
Eross “So7″ Bikin Dua Lagu di Film “Gie”
Filed under: Eross, Songs
Musisi muda berbakat Eross Chandra kembali garap lagu tema untuk film layar lebar. Setelah sebelumnya bersama sohib-sohibnya di Sheila On 7 Eross sukses menggarap soundtrack “30 Hari Mencari Cinta”, kali ini Eross tampil dengan seorang seniman Yogya bernama Okta untuk menggarap soundtrack film “GIE”.
Kepada pers beberapa waktu lalu, Eross mengutarakan bahwa film Gie, yang disutradarai oleh Riri Riza, tidak hanya mengenai gerakan mahasiswa dalam politik Indonesia pada 1960-an. Bahkan, “Seperti yang disampaikan Mbak Mira Lesmana (produser film Gie dari Miles Productions) kepada saya, film itu lebih tentang pribadi Gie,” tutur pemilik nama lengkap Eross Candra, yang lahir di Yogyakarta, 3 Juli 1979 ini.
Jadi, lanjut Eross, “Untuk mencipta lagu Gie, saya memelajari sosok Gie, saya mengandaikan diri saya Gie.” Sebelum mencipta lagu tersebut, ia diberi skenario film Gie oleh Mira. “Saya juga dipinjami buku Catatan Seorang Demonstran (catatan harian Gie yang diterbitkan sebagai buku). Saya baca beberapa bagiannya yang kata Mbak Mira secara singkat cukup mewakili gambaran tentang Gie,” sambung lelaki lajang ini.
Kisah Eross lagi, ia tidak memiliki cukup waktu untuk membaca buku itu dari awal hingga akhir sebelum mencipta lagu Gie. “Lagi pula, kalau baca buku tebal, saya enggak biasa urut, suka lompat-lompat,” imbuhnya lalu tersenyum.
Untuk film Gie, Eross tidak cuma diminta mencipta satu lagu, tapi dua lagu. Satu lagi bertajuk Cahaya Bulan. Lagu-lagu itu menjadi bagian album original soundtrack Gie, yang belum lama ini dirilis. Kalau lagu-lagu dalam film 30 Hari Mencari Cinta dicipta oleh Eross dan digarap bersama teman-temannya dari So7, untuk lagu-lagu Gie dan Cahaya Bulan ia menggaet Okta, vokalis asal Yogyakarta yang baru mau membuat album solo pertama.
Source: IndonesiaSelebriti.com
Comments (0)
May 10, 2005
Eross So7 Mulai Bernyanyi
Filed under: Eross
Yogyakarta, Eross Candra. Personel Sheila on 7 ini juga dikenal sebagai penulis lagu yang handal. Karya-karya miliknya banyak dibawakan beberapa musisi ternama. Sebut saja Iwan Fals yang pernah membawakan lagunya yang berjudul Senandung Lirih. Juga grup band Coklat yang membawakan Merah Putih.
Beberapa waktu lalu, karya Eross kembali muncul dalam sebuah tayangan iklan minuman kesehatan. Namun bukan hanya mencipta lagu dan mengaransemennya, Eross juga menjadi vokalis untuk lagu itu.
Eross sebelumnya memang pernah mengisi suara dalam lagu-lagu So7. Namun tidak
secara utuh. Munculnya Eross dalam lagu iklan itu membuat satu langkah baru dalam karir bermusik Eross.
“Awalnya memang saya mencipta lagu. Lalu ditawari suruh nyanyi sekalian. Saya nggak bergitu yakin. Tapi ya pede aja. Itung-itung latihan buat jadi penyanyi beneran,” tutur Eross ditemui detikhot beberapa waktu lalu di Jl. Atmosukarto 17 Yogyakarta.
Di mata pria kelahiran Yogyakarta 3 Juli 1979 ini, bernyanyi adalah bagian
dalam musik. Ia pun selalu bernyanyi saat menciptakan sebuah lagu. Tetapi
tentunya hanya didengarkan oleh kawan-kawannya sendiri. Kini suara Eross
mulai berkumandang di seluruh Indonesia. Tahukan Eross tentang tanggapan orang terhadap suaranya?
“Banyak yang menghina,” gurau Eross. “Ya terserah orang menilai apa. Suara saya memang nggak bagus. Kan saya bukan penyanyi. Tapi saya bisa nyanyi tuh. Dengerin aja,” demikian ungkap Eross penuh canda.
Selain urusan musik, detikhot juga berbincang soal film. Apakah Eross tertarik main film lagi? Sekedar mengingatkan, dulu Eross pernah muncul dalam “30 Hari Mencari Cinta”. Eross berkata, “Mau banget. Sayang belum ada yang nawarin.”
Jika diperhatikan dari video klip Sheila On 7, akting Eross cukup memikat. Di antaranya video klip Pejantan Tangguh dan Itu Aku. “Saya belajar akting di video klip. Siapa tahu ada produser yang liat, terus saya ditawari main film deh,” khayal Eross.(ine)
Comments (0)
April 12, 2005
EROSS CHANDRA (S07): Ada Saatnya Gitaris Diam
Filed under: Eross
Dalam perjalanan sejarah musik Indonesia, ada satu band dengan rekor penjualan album pertama yang mencapai 1 juta keping sehingga dijuluki sebagai one million band. kesuksesan tersebut tidak lepas dari tangan dingin sang gitaris, yang banyak menulis lagu untuk kelompoknya, Sheila On7.
Selasa, 12 April 2005
Kehadiran band yang didirikan pada Mei 1996 di Jogjakarta ini seakan menjadi pembuka maraknya industri musik tanah air. Yang akhirnya diikuti oleh band-band besar lain dengan angka penjualan album mencapai mereka. Dan Eross Chandra yang disebut-sebut sebagai motor SO7 itulah yang banyak menulis lagu-lagu hits dalam album SO7. Kiprah inilah yang melambungkan nama Eross Chandra. Tidak Hnaya sebagai motor SO7 ataupun gitaris, tapi juga sebagai songwriter yang andal. Eross juga sukses menulis lagu untuk penyanyi lain seperti Iwan Fals. “Gitar bagi saya bukan hamya sekedar hobi, tapi juga digunakan sebagai alat kerja. Seperti untuk menulis lagu. Gitar adalah hal yang vital bagi kehidupan saya,” begitu kata peminum air putih ini memulai perbincangannya dengan A-Pro.
(Artikel Lengkap Baca AudioPro Edisi Bulan April 2005)
Comments (9)
January 5, 2005
Nggak takut
Filed under: Eross, Gosip
ENAK sekali jadi Eross. Gitaris grup SO7 ini kerap kena gosip berpacaran dengan cewek-cewek cantik. Setelah putus dari Astrid Tiar, Eross pernah digosipkan dekat dengan Nafa Urbach, yang belakangan ketahuan, mereka hanya bersahabat.
Kini, yang menjadi sasaran terakhir adalah Luna Maya. Artis baru yang wajahnya mulai wira-wiri di sinetron dan film. ”Dengan Eross? Itu sih gosip. Aku sama dia bersahabat, berteman sejak lama, sudah lima tahun. Semoga seterusnya,” ujar Luna.
yang sedang syuting Aku dan Dia (RCTI). Kini, Luna mengaku sedang ngejomblo. Gadis jangkung ini tidak takut jika kedekatannya dengan Eross digosipkan macammacam.
Iapun tidak menutup kemungkinan untuk berpacaran dengan pemusik. ”Mau dia musisi, pelukis, orang kantoran, kalau cocok jalanin saja. Lagian bukan pemusik saja kan yang bisa romantis,” tutur Luna lagi.
Artis yang wajahnya muncul di film Bangsal 13 ini menyukai Eross karena memiliki minat yang sama di musik. Alhasil, mereka sering diskusi. ”Kita suka aliran musik yang sama, suka tuker pikiran juga. Orangnya enak diajak ngobrol, nyambung, pengertian, sabar. Aku cerewet, tapi dia bisa imbangin aku,” kata model dan peragawati ini.
Meski jarang bertemu, mereka intens komunikasi. Baik lewat telepon atau SMS. ”Pas ketemu bisa ngobrol lama. Kualitas obrolannya ada gitu. Dia oke sebagai sahabat,” imbuh gadis berusia 23 ini.
Mau nggak pacaran sama Eross? ”Sebenarnya aku nggak ada tipe khusus, tapi dia cocok untuk dijadikan teman. Saat ini, aku sama dia komit berteman,” yakin Luna
Comments (0)
May 15, 2004
Eross: Ciptakan Lagu Untuk Anaknya
Filed under: Eross, Songs
Di album terbaru Sheila On7 ada lagu berjudul “Khaylila”. Siapa sangka, lagu indah itu adalah ciptaan Eross khusus untuk anak ceweknya. Namun bukankah gitaris ini belum menikah?
Jangan salah tafsir dulu. Eross memang belum menikah. Gitaris yang cukup produktif membuat lagu ini memang sudah sekitar 1,5 tahun lalu mengadopsi seorang anak perempuan. Bayi mungil yang dirawatnya sejak umur sehari itu adalah anak sepupunya sendiri. “Sejak dulu aku memang suka banget sama anak kecil. Dan kebetulan anak sepupuku itu sudah banyak banget, masih kecil-kecil. Jadi aku ambil satu”, cerita Eross.
Anak yang kemudian diberi nama Khaylila Putri Sucipto itu rupanya memberi inspirasi buat Eross. Dalam album baru Sheila On7 berjudul “Pejantan Tangguh”, Eross sengaja membuat satu lagu dengan judul “Khaylila”.
“Ini adalah sebuah lagu yang jujur. Tentang kepolosan bayi yang bisa mengubah dunia. Coba aja simak beberapa liriknya, Dengan senyummu, senjata membeku, Tentara menari. Paling enggak, lagu ini mengajak para orang tua untuk ikut bertanggung jawab membangun genarasi dengan mental yang lebih bagus”, kata Eros mantap. Lagu dan albumnya sendiri baru akan dirilis tanggal 24 Mei nanti. (S-3)
Source: Suara Karya
Comments (0)
November 24, 2003
Lebarannya Artis (Eross: Kali Ini Aku Nggak Beli Baju Baru)
Filed under: Eross, Lifestyle
BANYAK yang menduga kalau Idul Fitri para artis pun selebritis daerah selalu dirayakan dengan hura-hura. Apalagi artis yang masih muda belia. Namun Lebarannya para artis, ternyata juga sama dengan anak muda kebanyakan.
“Ya, kalau senang mungkin iya, karena kita telah menjalankan puasa dan ibaratnya telah memenangkan Perang Badar. Tapi cara kita merayakan Idul Fitri tetap aja sama dengan yang lain. Aku malah nggak beli baju baru Lebaran kali ini,” kata Eross Candra, gitaris Sheila on 7.
Sama dengan Lebaran tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, Eross sekeluarga mengunjungi kediaman rumah neneknya di kawasan Karangkajen. Di sana keluarga besar Eross berkumpul. “Aku juga mengunjungi makam papaku. Aku berdoa untuk keselamatan beliau di akhirat. Sebab, katanya, tak ada doa yang lebih manjur selain doa anak yang berbakti pada orangtuanya,” kata Eross.
Usai sholat Ied, hal pertama yang dilakukan Eross adalah sungkem pada mamanya, kemudian Raymond adik Eross akan sungkem padanya. “Mama juga masak nggak terlalu banyak, soalnya di rumah kan kami termasuk keluarga kecil. Cuma yang paling aku rindukan saat Lebaran yaitu masakan opor bikinan mama. Tak ada yang lebih lezat dari opor buatan mama. Apalagi kalau di atasnya ada tumbukan kacang mete, wah lezat deh pokoknya,” ujar Eross lagi.
Waktu untuk bersalam-salaman dengan sesama anggota Sheila on 7 biasanya akan berlangsung pada hari kedua atau ketiga Lebaran. Setelah saling janji, mereka akan ketemu di sekretariat So7 di kawasan Kotabaru. “Kecuali ada yang pergi ke luar kota, biasanya kita saling kirim SMS. Tapi besok aku mau SMS duluan ke Duta, soalnya dia kan sudah berkeluarga, jadi sekarang dia kami tuakan,” papar Eross.
Artis lain yang punya tradisi kuat saat Lebaran adalah Umi Arimbi Khalistasani. Pemenang Putri Indonesia kategori Berbakat ini pasti selalu merayakan Lebaran di Yogya. “Papa mama termasuk keluarga yang dituakan, jadi kami selalu dikunjungi sanak saudara. Lebaran bagi saya adalah wahana untuk introspeksi diri. Di hari yang suci, tentunya kita semua yang menjalankan ibadah puasa mengharapkan berkah, dan di hari Idul Fitri pula kita ibarat bayi yang baru lahir,” ungkap pacar Adam Sheila on 7 ini.
Arimbi menilai wajar saja jika ada orang merayakan Lebaran dengan penuh kegembiraan. Cuma tentu saja dengan batas-batas wajar. “Kita tidak boleh memaksakan diri untuk bisa tampil beda di hari Lebaran itu. Pokoknya kita jangan terhanyut sama hawa nafsu deh,” ujar Arimbi.
Bagi mereka yang mampu mengontrol sikap dan tindak tanduk pada hari Lebaran, lanjut Arimbi, itu berarti telah lolos dari ujian yang menentukan bagi kehidupan mendatang. “Untuk hal agama seperti ini, saya banyak belajar dari Mas Adam,” jelas Arimbi.
Meski pernah main sinetron belasan kali, Ageng Sriayu tak merasa istimewa dalam merayakan Lebaran. Akunya, ia tetap biasa saja, sama seperti kebanyakan orang. “Emang kalau sudah main sinetron, apa harus berubah. Kalau menurut saya kok enggak. Terkenal atau tidak terkenal sama saja,” ujar Ria.
Mahasiswi Komunikasi UGM ini malah punya kegiatan yang mungkin bisa membikin orang lain terperangah. Bulan puasa kemarin, Ria sempat jualan kolak bersama teman-temannya. Menjelang Lebaran, Ria bikin kue bersama ibunya. Menurutnya, ia tak perlu merasa malu dengan kegiatan itu. Baginya, selama aktivitasnya itu baik dan halal, boleh-boleh saja.
Di hari raya Idul Fitri ini, Ria tak punya kegiatan khusus. Menurutnya, ia hanya akan di rumah saja. “Mama saudara paling tua. Jadi famili lain yang akan datang ke rumah. Jika ada waktu luang, paling ke tempat teman atau keluarga dekat,” terang Ria yang pernah main sinetron Sekar, Pengantin Kecilku, Cinta yang Kumau dan lainnya.
Berbeda dengan artis lain, artis yang menekuni dunia seni peran tidak ada istilah panen di hari Lebaran. Justru Lebaran sepi job. Lain halnya dengan penyanyi atau pelawak, yang mendapat rezeki nomplok karena jobnya meningkat selama Lebaran. Toh begitu, Ria tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dalam pandangannya, rezeki Tuhan yang menentukan.
“Kemarin ada tawaran syuting. Tapi karena pas puasa, tidak saya ambil. Saya ingin konsentrasi beribadah. Setelah Lebaran, jika ada tawaran dan saya cocok, akan saya ambil,” jelasnya.
Lebaran ini, bagi Ria merupakan momen istimewa untuk merenung. “Setelah sebulan berpuasa, kita merayakan kegembiraan. Ada makna yang bisa saya ambil, bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus dengan proses panjang dan menghadapi banyak tantangan. Jika kita bisa melewati akan menang. Tapi jika gagal, ya masuk kotak,” paparnya.(Abp/Lat)
Source: Minggu Pagi
Comments (0)
September 19, 2003
Jika Eross Main Film
Filed under: Eross
“MAIN film ternyata lebih sulit katimbang ngeband. Padahal, aku cuma kebagian dialog satu kalimat. Tapi take-nya sampai berulang-ulang. Sudah begitu, nunggu syutingnya lamaaa banget” begitu cerocos Eross Sheila on 7, tentang peran kecilnya sebagai waiter kafe dalam film layar lebar 30 Hari Mencari Cinta.
Sebetulnya, Sheila on 7 kebagian sebagai pengisi soundtrack film tersebut. Namun terlintas dalam benak Eross untuk menjajal main film. Lalu Eross bertanya kepada Dimas Jayadiningrat yang menyutradarai film ini, apakah ada peran figuran untuknya. “Di luar dugaanku, Dimas antusias. Malah disangkanya aku main-main.
Ia kemudian memberiku dialog yang isinya begini: Kok sendirian, yang lain ke mana?, kepada Nirina Zubir sebagai peran utama. Untuk mengucapkan kata-kata itu saja, susahnya bukan main. Dimas menyuruh aku mengulang, karena logatku terlalu medok” kata Eross.
So, berapa Eross dibayar untuk peran itu?
“Yaa, cukuplah untuk beli gitar” jawabnya n abp
Source: Minggu Pagi
Comments (0)
Jika Eross Main Film
Filed under: Eross
“MAIN film ternyata lebih sulit katimbang ngeband. Padahal, aku cuma kebagian dialog satu kalimat. Tapi take-nya sampai berulang-ulang. Sudah begitu, nunggu syutingnya lamaaa banget” begitu cerocos Eross Sheila on 7, tentang peran kecilnya sebagai waiter kafe dalam film layar lebar 30 Hari Mencari Cinta.
Sebetulnya, Sheila on 7 kebagian sebagai pengisi soundtrack film tersebut. Namun terlintas dalam benak Eross untuk menjajal main film. Lalu Eross bertanya kepada Dimas Jayadiningrat yang menyutradarai film ini, apakah ada peran figuran untuknya. “Di luar dugaanku, Dimas antusias. Malah disangkanya aku main-main.
Ia kemudian memberiku dialog yang isinya begini: Kok sendirian, yang lain ke mana?, kepada Nirina Zubir sebagai peran utama. Untuk mengucapkan kata-kata itu saja, susahnya bukan main. Dimas menyuruh aku mengulang, karena logatku terlalu medok” kata Eross.
So, berapa Eross dibayar untuk peran itu?
“Yaa, cukuplah untuk beli gitar” jawabnya
Source : MP
Comments (0)
August 9, 2003
EROSS CHANDRA Sukses Nggak Ada Rumusnya
Filed under: Eross
DI blantika musik, nama Eross Chandra memang tak asing lagi. Namanya populer sejalan dengan melejitnya Sheila on 7. Banyak lagu yang diciptakan ngetop di pasaran. Digemari tak cuma kalangan remaja. Bahkan anak-anak pun hafal sebagian lagu karyanya.
Sukses yang diraih Eross, tentu melalui proses. Eross belajar musik sejak kecil. “Dulu mamahku penyanyi. Dari TK lingkunganku sudah musik.
Dulu rumah juga sempat buat studio. Jadi secara tidak langsung perkembangan musikku lebih maju dibanding usia aku waktu itu,” katanya.
Eross belajar main gitar ketika naik kelas II SMP. Gitar itu merupakan hadiah orangtuanya saat ia ulangtahun. “Mereknya Kawasaki, harganya Rp 40 ribu,” kenangnya.
Soal kesuksesannya di jalur musik, Eross bilang, semua orang bisa main musik. Tapi apakah nantinya bisa sukses dan laku, itu tidak ada rumusnya.
“Nggak ada konsepnya, itu terkait juga sama Yang di Atas,” kata Eross. “Jadi aku nggak bisa kasih pesan, apa yang bisa kamu lakuin jangan setengah-setengah. Itu semua nggak ada rumusnya, siapa yang tahu sih The Beatles bakalan seperti itu. Mereka dulu juga nggak nyangka. Begitu pada Sheila on 7. Nggak ada yang nyangka,” katanya pula.(Wan)
Comments (0)
July 7, 2003
Duta Kawin, Eross Bikin Pejantan Tangguh
Filed under: Duta, Eross
Apa kabar Sheila On 7? Salah satu band yang menyandang gelar million sopies band ini rasanya cukup lama nggak terdengar beritanya. Yang ada malah berita heboh dari sang frontman, Duta yang married sama mantan Gadis Sampul yang juga bintang iklan, Adelia Lontoh.
“Bukannya mau menghindar dari teman pers, tetapi acara akad nikah kita emang hanya untuk keluarga terdekat aja. Nanti kalau pas resepsi rekan-rekan media pasti diundang deh!” kata Adel panggilan akrab Adelia pada cleartop10.
Sementara itu, Eross sang mastermind Sheila On 7 yang ngerayain ultahnya pada 3 juli 2003 kemarin, malah cerita tentang album baru Sheila On 7 yang bakal dirilis pada Mei 2004.
“Iya nih…kita kudu ngantri untuk jadwal rilis album di Sony Music Indonesia. Sabar saja ya buat Sheila Gank.” Pesan Eross pada fans berat mereka ketika di sms oleh cleartop10.
Lalu bakal dikasih judul apa album keempat band yang baru saja diledek oleh Eddie Brokoli lewat T-shirt itu? “Kalau nggak ada perubahan judul albumnya Pejantan Tangguh, he…he…he.” Kata cowok yang salah satu lagunya dibawakan oleh Iwan Fals dalam album terbaru legenda musik hidup Indonesia itu.
Source: Clear Top 10
Comments (0)
June 16, 2003
eross on 7: senandung buat bang iwan
Filed under: Eross
Diminta langsung oleh sang legenda sendiri, gitaris Sheila On 7 ini semangat banget bikin lagunya. Satu hari satu malam tuh lagu langsung kelar!
Nggak pernah kepikiran sedikitpun di benak Eross kalo penampilan Sheila On 7 pada sebuah program acara TV swasta, bakal mengantarnya pada pengalaman baru dalam karirnya di musik.
Ini yang terjadi pada kurun waktu beberapa tahun silam (Eross lupa kapan waktu persisnya), saat dia dan rekan-rekannya bertatap muka secara langsung dengan Iwan Fals pada event tadi.Yang terjadi berikutnya, meski mereka sama-sama jadi bintang tamu pada program tersebut, Eross dan rekan-rekannya berebutan minta tanda tangan sang legenda. Persis kayak fans berat ketemu idolanya.
Nggak tahunya bukan cuma Eross aja yang memiliki rasa kagum terhadap sosok Iwan Fals. Prestasi cah Jogja ini bersama rekan-rekannya di musik ternyata nggak luput juga dari pengamatan pelantun hit Bento itu. Pasalnya Bang Iwan, nggak cuma ngasih tanda tangan secara sambil lalu aja. Dengan ramahnya, Bang Iwan malah ngajak Eross ngobrol-ngobrol soal musik.
“Waktu ketemuan itu, Bang Iwan malah minta dibuatin lagu. Terang aja aku langsung lemes. Bukannya apa-apa, kok seorang Iwan Fals mau minta aku untuk buatin lagu. Tapi waktu itu aku langsung menyetujui, meski belum punya lagu. Tapi aku pikir beres aja,” jelas Eross.
TELAT JADI IDOLA
Kepastian proyek ini muncul nggak lama setelah Eross dan Sheila On 7 kelar dengan tur mereka. Kali ini giliran pihak Musica yang mengontak Eross secara langsung. Eross yang hampir aja melupakan proyek besarnya dengan Bang Iwan langsung semangat lagi. Nggak peduli dengan kelelahan pasca tur, perjanjian dengan petinggi Musica langsung dilakoninya.
“Begitu pulang dari ketemuan dengan Ibu Acin (bos Musica, RED), malamnya aku langsung mulai bikin lagu. Waktu itu aku semangat banget karena lagu ini buat mas Iwan,” kata Eross bersemangat.
Untungnya, pada waktu itu Eross udah memiliki stok beberapa lagu. Pekerjaannya pun jadi tambah gampang karena pihak Musica menyarankan kepada Eross buat menulis lagu yang bertemakan cinta.
“Selama perjalanan pulang dari ketemuan dengan Ibu Acin, aku selalu kepikiran soal Bang Iwan. Yang aku ingat waktu itu ciri adalah lagu-lagu Iwan Fals dinyanyikan dengan cara kayak bersenandung. Setelah dapet idenya, malam itu juga aku langsung menulis lagu dan liriknya. Langsung paginya juga lagu itu aku mixing,” jelas Eross.
Meski kayaknya proses kreativitas Eross berlangsung secara lancar, tapi bukan berarti nggak ada kesulitan yang timbul. Pencipta sebagian besar hit Sheila On 7 ini mengaku kalo dia sebenernya agak telat mendengarkan lagu-lagu Iwan Fals. Malah Iwan Fals itu sebenernya adalah idola dari kakak-kakak dan paman-pamannya. Dari mereka inilah Eross tau sedikit-sedikit soal lagu-lagunya Bang Iwan.
NGGAK PERLU DI-GUIDE
Begitu lagu untuk bang Iwan kelar dibikin, Eross nggak lantas melepaskan begitu aja proses penggarapannya. Lantaran nggak lagi sibuk-sibuk banget, dia menyempatkan diri dateng ke studio Musica tempat rekaman dilakukan. Pasalnya Eross merasa belum yakin seratus persen kalo lagunya bakal cocok buat bang Iwan.
“Waktu mau dateng ke studio sebenernya aku agak takut pada awalnya. Di lagu ini aku merasa tune nada awalnya cukup sulit. Untung waktu aku sampai di studio, Bang Iwan belum dateng. Langsung aja aku bikin guide vokalnya. Biar nggak ada yang sulit pas proses take-nya,” kata Eross.
Tapi julukan legenda musik buat bang Iwan bukan sekadar omong kosong belaka. Terbukti waktu proses take mulai, Eross malah semakin takjub dengan kepiawaian sang legenda.
“Aku ngelihat setiap kali dia ngucapin lirik saat nyanyi, ngomongnya tuh pake jiwa. Laguku yang iramanya patah-patah, begitu pake gayanya dia langsung berasa full. Selama pengalaman aku guiding vokal, belum pernah nemu yang kayak gini,” kata Eross tanpa menyembunyikan rasa kagumnya.
Eross pun mengaku selama berada di studio dia cuma lebih nemenin Bang Iwan menjalani proses take lagunya aja. Terutama gara-gara Eross sama sekali nggak berani motong proses take kalo ada yang salah.
Nyatanya, lagu yang diberi judul Senandung Lirih hasilnya perfect abis. Meski pada bagian intro berasa banget gaya Sheila On 7-nya, tapi begitu masuk ke seluruh lagu gaya Iwan Fals yang menonjol. Eross pun puas dengan hasilnya.
“Aku lumayan puas. Cuma rasanya masih ada yang kurang. Mungkin karena aku nggak punya waktu buat mempelajari karakter mas Iwan secara lebih dalam. Mestinya harus ada waktu antara aku sama mas Iwan buat berdiskusi, biar lebih saling mengenal. Tapi karena aku lebih banyak berada di Jogja, jadi agak repot. Yang jelas kerja sama dengan mas Iwan enak banget buat aku,” kata Eross sambil menutup obrolan.
Sip dah! Berarti kalo lain kali diajak kerja bareng lagi langsung oke ya?
KOMENTAR IWAN fals
“Dari semua lagu yang saya dapat, lirik yang dibuat Eross yang paling menarik perhatian. Dari barisan liriknya, keliatan banget kalo Eross adalah seorang seniman yang optimis dan lepas. Ia bisa mengungkapkan perasaan hatinya lewat cara yang nggak biasa. Denger deh barisan liriknya! Kontradiktif. Meski isinya tentang cowok yang ditinggal cewek, ia nggak lantas menangis. Ia malah tertawa di akhir lagu untuk menunjukkan keperkasaannya. Pokoknya, lagu buatannya unik deh!”(*)
Comments (0)
March 27, 2003
Eross Teledor, Rp 2 Juta Raib
Filed under: Eross
EROSS Chandra memang ceroboh dan teledor. Sabtu pekan lalu, gitaris Sheila on 7 ini ambil uang di ATM BCA Jl Sudirman. Diambilnya duit Rp 2 juta dengan uang pecahan ratusan ribu. Selesai ambil duit, Eross menuju ke Sheila Management di Kotabaru.
“Tapi begitu aku mau narik dompet, aku kaget! Duitku nggak ada dalam dompet. Langsung aku balik ke BCA, tapi duitku sudah lenyap” ujar Eross agak gusar. “Yaa sudah aku ikhlaskan. Mungkin Tuhan memberiku peringatan. Sebenarnya aku setiap dapat rezeki, 20 persen pasti aku berikan pada yang berhak.”
Namun Adam yang berada di dekat Eross bilang, mending Eross minta tolong MP agar hal ini diberitakan. Eh, siapa tahu ada orang yang baik hati mau mengembalikan duit tersebut.
“Kalau ada yang mengembalikan, syukur alhamdullilah. Tapi aku mau ngambil 100 ribu aja buat makan bakso teman-teman. Sisanya, buat orang yang nemuin duit tadi” kata Eross.
Nah, siapa yang menemukan duit Eross? n abp
Source: Minggu Pagi
Comments (0)
October 8, 2002
DEMAM RAMBUT ALA F4 Lebih Simpel dan Meyakinkan
Filed under: Eross
TREN yang sedang berkembang dampak dari tayangan F4 adalah reboun ding (pelurusan rambut). Banyak remaja yang beramai-ramai mengubah model rambutnya karena ingin meniru personel F4. Seperti yang dilakukan Rendy Putra Pratama. Mahasiswa UKDW Yogya ini meluruskan rambutnya sejak 2 bulan lalu. Apa alasannya?
“Yang jelas mengikuti tren. Seperti yang saya lihat, wajah Asia paling cocok dengan rambut lurus. Itu alasan saya meluruskan rambut,” kata Rendy.
Menurut Rendy, setelah rambutnya diluruskan, ia merasa lebih percaya diri. Teman-temannya pun banyak yang memujinya. Tentu saja Rendy senang. Apa yang dilakukannya membuahkan hasil positif. “Tidak sia-sia saya duduk berjam-jam saat dilakukan proses rebounding,” tambah cowok kelahiran 7 November 1981.
Sebelum diluruskan, rambut Rendy sedikit agak berombak. Namun bukan itu yang membuatnya mengubah penampil an. Ia tetap suka dengan rambut aslinya. Tapi karena dituntut tren yang sedang booming, mau tak mau Rendy harus mengikutinya. Untuk menjaga rambutnya, Rendy rajin melakukan perawatan. Selain creambath seminggu sekali, ia juga memakai vitamin rambut.
Rendy tidak tahu, sampai kapan dirinya akan mempertahankan gaya rambutnya itu. Menurutnya, bila tren tersebut masih disukai, ia akan terus tampil dengan rambut lurus. “Mungkin rambut saya akan terus seperti ini. Sebab, sudah cocok dengan gaya ini. Jika nanti lurusnya memudar, saya akan rebounding lagi,” papar Rendy.
Remaja lain yang terjangkiti demam rambut ala personel F4 adalah Djohandono. Anak muda yang menggeluti seni peran ini tampil dengan rambut lurus ala Vannes sejak sebulan lalu. “Teman-teman banyak yang berambut lurus. Karena itu, saya coba-coba meluruskan rambut. Hasilnya seperti sekarang. Menurut saya, dengan rambut seka rang memang tampak meyakinkan,” ucap Djohan.
Sebagai pemain sinetron, penampilan adalah penting. Karena itu, ia berusaha tampil perfect. Meluruskan rambut adalah salah satu upaya Djohan dalam mewujudkan itu.
Djohan mengakui dirinya terlambat melakukan rebounding. Namun ia tidak menyesalinya. “Mau bagaimana lagi, terbersit keinginan meluruskan rambut baru kemarin. Coba kalau dari dulu, tentu saya sudah berpenampilan trendi,” ungkap Djohan.
Selain lebih meyakinkan, Djohan meng aku lebih enak dengan rambut lurus. Sebab, ia tidak perlu menyisir tiap saat. Ketika rambutnya masih ikal, Djohan harus sering menyisir. Terlebih ketika mau take atau pemotretan. Tapi kini, de-ngan rambut lurus, hal seperti itu tak perlu lagi dilakukan. “Jika tak ada sisir pun, saya percaya diri tampil apa adanya untuk dipotret. Inilah untungnya punya rambut lurus,” tutur Djohan.
Bagi Raymond, meluruskan rambut merupakan tuntutan. Apalagi kiprah dia di bidang model dan MC menomorsatukan penampilan. Pelurusan rambut atau rebounding juga sedang tren saat ini.
“Bukannya aku korban mode. Tapi pelurusan rambut terkait dengan dunia ku. Di samping itu, aku merasa cocok dengan model rambut begini,” kata adik personel Sheila on 7, Eross Chandra.
Raymond bilang, meski sedang in gaya rambut lurus, namun tak semua remaja cocok dengan gaya seperti ini. Terutama jika yang bersangkutan berwajah lonjong dengan tubuh pendek dan gemuk.
“Pada dasarnya rambutku sudah lurus. Tapi kurang ‘jatuh’, itu sebabnya aku me-rebounding rambut. Aku meluruskannya di sebuah salon, kapsternya bilang, pelurusan ini cuma tahan enam bulan,” kata mahasiswa Atmajaya ini.
Raymond tak menepis anggapan bahwa model rambut lurus dibawa oleh personel F4. Lewat sinetron Taiwan Meteor Garden itulah, tren rambut lurus naik daun. Oleh banyak remaja Indonesia, model rambut ini banyak ditiru.
“Tapi aku melihat banyak remaja asal saja meluruskan rambut. Tak peduli cocok atau tidak dengan wajahnya. Kalau yang ini sih namanya ‘kormod’ alias korban mode,” kata Raymond, saat ditemui di rumahnya, seputaran Gentan, Kaliurang. “Sejauh ini aku masih suka dengan model ini, nggak tahu nanti kalau aku sudah bosan,” tambahnya
Source: MP
Comments (0)
July 4, 2002
Eross “So7″: Gitar Lagi, Gitar Lagi…
Filed under: Eross
Semalam (Rabu, 3 Juli 2002), ada keriaan di Kafe Salsa, Kemang, Jaksel. Tuan rumahnya, Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI). Perusahaan rekaman tersebut memestakan ulang tahunnya yang kelima.
Ternyata, bukan hanya SMEI yang berulang tahun malam itu. Eross Candra, gitaris dan pencipta lagu Sheila on 7 (So7), salah satu grup “tambang emas” yang dikontrak oleh SMEI, pun demikian. Eross, yang lahir di Yogyakarta pada 3 Juli 1979, berulang tahun yang ke-23.
Begitu acara SMEI yang bertajuk A Night Full of Stars tersebut selesai, Eross digiring oleh pihak Kafe Salsa ke halaman samping. Pihak kafe itu menyediakan sebuah kue ulang tahun, lengkap dengan tiga lilin kecil yang ditancapkan di atasnya dan dinyalakan. Kue itu lalu diberikan kepada Eross.
Di hadapan sejumlah wartawan, beberapa rekannya dari So7 dan manajemen So7, Eross meniup ketiga lilin tersebut satu per satu. Sebelumnya, pihak kafe itu memintanya mengucapkan harapannya dalam hati. “Oh, make a wish dulu ya?” ujar si sulung beradik dua ini. Matanya terpejam, bibirnya bergerak, tapi tak terdengar suaranya.
Ketika ditanya oleh KCM tentang harapan yang diucapkannya dalam hati, Eross menjawab, “Aku ingin gitar.” Gitar? Belumkah ia mewujudkan rencananya sekitar dua bulan lalu –membeli gitar Gibson tipe lama dengan uang royalti yang diterimanya dari Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) untuk lagu-lagu ciptaannya yang beredar pada 2001?
Ternyata, seperti kata penerima uang royalti tertinggi untuk periode 2001 dari YKCI ini, “Gitar yang itu sudah kubeli. Aku ingin beli gitar lagi.” Sambung penyuka film seri Friends, paket humor Srimulat dan buku komik Gaston ini, “Aku selalu ingin beli gitar lagi.”
Malam itu, Eross dan empat rekannya dari So7, yaitu Duta (vokal), Sakti (gitar), Adam (bas) dan Anton (drum) manggung di acara A Night Full of Stars. Mereka membawakan hit baru Seberapa Pantas yang diciptakan oleh Eross.
Mereka juga termasuk artis musik yang dikontrak oleh SMEI, yang menerima penghargaan dari SMEI malam itu. SMEI menganugerahkan kepada mereka enam cakram platinum untuk album ketiga mereka, 07 Des, yang sudah terjual kira-kira 900 ribu copy. Setiap cakram platinum bernilai 150 ribu copy.
Sebelum tiba di Jakarta, pada Rabu (3/7), mulai pukul 15.00 WIB, So7 main di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Kamis (4/7) pagi, dari Jakarta mereka “cabut” ke Semarang, untuk tampil di Grand Marina Sport Hall, mulai pukul 15.00 WIB.
Setelah itu, seperti tertera pada situs resmi So7, www.sheilasonic.com, grup yang punya tiga album tersebut masih punya 14 jadwal konser di Jawa, Lombok, Bali, Sulawesi dan Kalimantan. (Ati)
Source: Kompas
Comments (0)
May 6, 2002
Eross So7: Royalti Tertinggi dari YKCI
Filed under: Eross
Tepat di hari ulang tahun keenam grup pop Sheila on 7 (So7) yang dibentuk di Yogyakarta pada 6 Mei 1996, pada Senin (6/5) Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), di Jakarta, mengumumkan daftar para pencipta lagu yang menerima royalti atas lagu-lagu mereka yang beredar pada periode 2001.
Acara yang diadakan dari pagi hingga siang hanya untuk para penerima royalti dan pihak YKCI tersebut sangat berarti bagi Eross Candra, gitaris sekaligus pencipta hampir semua lagu yang dibawakan oleh So7, karena ia menjadi penerima royalti tertinggi.
Royalti tertinggi itu diperoleh Eross berkat apa yang disebut oleh YKCI sebagai hak mengumumkan, yang dimiliki oleh Eross atas lagu-lagu ciptaannya yang ada dalam album pertama So7 yang berjudul Sheila on 7 (1999) dan album kedua grup itu yang bertajuk Kisah Klasik untuk Masa Depan (2000) pada masa edar 2001.
“Itu belum termasuk tiga lagu ciptaanku untuk (penyanyi-penyanyi) Memes, Tasya dan Rio Febrian. Lagu-lagu itu belum kudaftarkan, jadi tahun ini aku belum terima royalti dari lagu-lagu itu,” terang Eross, ketika diwawancara melalui telepon genggamnya oleh KCM, sepulang ia dari acara YKCI tersebut.
Peringkat yang dicapai oleh Eross untuk periode 2001 meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ketika itu, Melly Goeslaw dan Yovie Widianto yang menempati posisi puncak.”Untuk periode 2000, kalau enggak salah ingat, aku ada di urutan kesembilan,” ucapnya. “Soalnya, aku terlambat ngedaftarin lagu-lagu ciptaanku yang ada di album pertama Sheila on 7,” lanjutnya.
Lagu-lagu di album pertama So7, ungkap Eross, didaftarkan sesudah beredar. “Lagu-lagu di album kedua didaftarkan sebelum beredar,” katanya.
Mengenai jumlah uang yang diperolehnya dari YKCI sebagai penerima royalti tertinggi periode 2001, Eross berahasia. “Aku tahu sih jumlahnya. Tapi, enggak enak ngomonginnya,” tuturnya. “Pokoknya, bisa buat beli gitar baru,” sambungnya. “Aku ingin beli Gibson tipe lama,” tambahnya.
Di lain pihak, daftar para penerima royalti dan jumlah rupiah yang mereka dapat, baru akan disampaikan oleh pihak YKCI kepada pers dalam jumpa pers yang dijadwalkan bakal diadakan pada Senin (6/5), mulai pukul 16.00 WIB.
Eross mengaku amat gembira karena pencapaiannya itu. “Sekitar dua minggu lalu, waktu aku lagi duduk-duduk di kantor Sheila on 7 di Yogya, datang surat dari YKCI. Isinya pemberitahuan tentang royalti yang aku terima ini. Wah, aku senang banget,” kenangnya.
Seluruh lagu dalam album pertama dan album kedua So7 memang dicipta oleh Eross. Untuk album ketiga, empat personel lainnya, yaitu Duta (vokal), Sakti (gitar), Adam (bas) dan Anton (drum) juga mulai mencipta lagu, masing-masing satu buah.
***
Sheila on 7 adalah grup yang berhasil menjual kaset jutaan copy. Dari waktu rilisnya hingga kini, di dalam negeri album pertama terjual 1,4 juta copy, album kedua hampir 1,9 juta copy, serta album ketiga, 07 Des (2002), 800 ribu copy lebih.
Untuk menambah angka penjualan album ketiga, video lagu Buat Aku Tersenyum tengah digarap. “Pemilihan lagu itu kami percayakan ke pihak Sony Music (perusahaan rekaman yang mengontrak So7 untuk enam album). Mereka kan yang turun ke lapangan untuk mengetahui lagu-lagu kami yang diminati oleh para pendengar,” papar Eross.
Syuting video lagu tersebut dilakukan pada Jumat lalu (3/5) di studio rumah produksi Avant Garde, Jakarta. Deddy Nur, yang menggarap video lagu Tunggu Aku di Jakarta, dari album kedua So7, menjadi sutradaranya.
Tiga album So7 juga dirilis di Malaysia. Mereka sudah pula manggung di sana, selain di Brunei Darussalam. Selasa (7/5) sore, mereka akan terbang lagi ke Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia. “Kami akan main di Putra Stadium, Selangor. Yang mengundang, promotor sini yang bekerja sama dengan promotor sana. Sebelumnya, ada kegiatan-kegiatan promo,” jelas Eross.
Pulang dari Malaysia, mereka bakal ke Jakarta lagi. Pada 13-15 Mei mereka harus menjalani latihan bersama Erwin Gutawa Orchestra dalam rangka pergelaran Erwin Gutawa yang berjudul Konser EG, pada 16 Mei di Jakarta.
Sehabis itu, tur yang terdiri dari 30 pementasan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Lombok, menanti mereka. Dijadwalkan, tur tersebut akan dimulai menjelang akhir Mei. (Ati)
Source: Kompas
Comments (0)
April 29, 2002
Jiplak-menjiplak Itu Soal Abadi -
Filed under: Eross, Diskusi
DUNIA hiburan di Indonesia tak bisa lepas dari perkara jiplak-menjiplak. Tak hanya di blantika musik. Juga di sinetron dan film serta kesenian lainnya. Kasus Dhani Achmad yang dituduh mencuri judul Arjuna Mencari Cinta dari karya Yudistira ANM Massardi untuk judul lagunya, membuhul belakangan ini, mengingatkan kita pada perkara abadi soal copyright yang bisa melahirkan pro-konrtra. Anda punya komentar? Tapi sebelum itu, pendapat sejumlah orang kita dengarkan.
Eross Sheila Nada Itu Kan Cuma Tujuh?
Sebagai musisi, hingga saat ini Eross Chandra mengaku belum tahu dan tak ada yang memberi tahu tentang hukum jiplak-menjiplak lagu. Sheila on 7 memang pernah tertimpa masalah, ketika lagu Anugrah Terindah yang Pernah Kumiliki dituding meniru Father and Son-nya Cat Steven.
“Tak ada niat memplagiat lagu bule itu ketika Anugrah… lahir. Aku mencipta lagu karena instink. Beberapa not bisa saja sama, wong yang namanya nada kan cuma tujuh?” kata mastermind So7 ini.
Dalam konotasi Eross, penjiplakan terjadi jika sebuah lagu mentah-mentah ditransfer, lalu ada orang mengklaim sebagai karyanya. “Saya juga mengutuk orang yang hanya menerjemahkan lirik dari bahasa Inggris ke Indonesia. Ini banyak terjadi di kasanah lagu Indoensia. Tanpa perubahan lirik sama sekali. Kenapa begitu sih? Padahal perbendaharaan kata kita kan banyak? Kalau yang diambil itu maksud atau tujuan lagu lain, nggak apa-apalah. Tapi mereka meniru plek!” kata Eross.
Songs writter muda itu bilang, kalau pun ia ambil ide lagu seniman lain, pasti akan dicantumkannya nama pemilik ide itu dan dibayarnya royalti sesuai aturan yang berlaku. Tapi, mengambil ide atau apa pun namanya, menurut Eross bukan “tipe dia”. Sejelek apa pun, Eross lebih bangga dengan karya asli miliknya.
Yuana Arifin dan Adi Woodle tentang Karya
Jiplak-menjiplak lagu menurut sarjana musik tamatan ISI ini sudah terjadi lama di Bumi Pertiwi. Tak pernah ketahuan. Hingga tahun 80-an soal itu muncul ke permukaan. Meski banyak musisi berkilah bahwa lagu ciptaannya bukan jiplakan, namun ketika kepadanya disodorkan lagu yang mirip toh mereka gelagapan juga.
“Soalnya mereka tak punya bukti bahwa lagu itu memang benar-benar ciptaannya. Kalau hanya dengan secarik coret-coretan di atas kertas disertai akor-akor, itu sih nggak bakalan kuat untuk bukti otentik,” kata Yuwono. “Seorang musisi sebelum bikin lagu, harusnya punya konsep untuk menguatkan. Dan konsep bunyi, hanya bisa dituangkan dalam not balok. Inilah yang tak dipunyai banyak musisi.”
Tentang penjiplakan lagu memang tertuang dalam Convention Bern yang menyebutkan bahwa sebuah lagu bisa dikatakan meniru jika dalam 8 bar nadanya menyamai lagu lain. Belakangan, mengenai aransemen lagu juga mulai dibahas untuk diberlakukan aturannya.
“Sejauh ini, orang dituduh menjiplak kalau ada yang menuntut. Jika tak ada yang memperkarakan, ya….dia bisa enak saja menikmati hasil jiplakannya,” kata Adi Rianto dari YKCI.
Adi menyarankan kepada para musisi, agar mereka mendaftarkan lagu karyanya ke lembaga karya cipta. Untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan. Wong cuma Rp 7500 per lagu. n abp
Source: MP
Comments (0)
April 10, 2002
Eross Tersentuh Pasangan Tua
Filed under: Eross
Bukannya kehabisan ide, tapi inilah bentuk perkembangan bermusik sebuah band yang lagi beranjak dewasa. Eross “Sheila On7” ternyata punya segudang materi yang tua, bahkan pasangan suami istri yang udah lanjut usia pun jadi inspirasi !
Ide bisa dateng darimana aja. Apalagi buat orang yang suka travelling, berkeliling dari satu kota ke tempat lain. Gitu juga yang dialami Sheila On7. Sering jadi “anak jalanan”, bikin Eross bisa nemuin ide untuk nyiptain lagu di mana aja. “ Suatu ketika di kota Kudus, aku ngeliat kakek nenek lagi jualan kacang. Gila, meski mereka udah tua, tapi kemesraan mereka itu masih keliatan tulus banget ! “ celoteh Eross tentang salah satu lagu yang dibuatnya di album ketiga Sheila, 07 Des.
Nggak lama, lagu Saat Aku Lanjut Usia pun mengalir dengan cepat. Buat Eross, kalo ide udah di kepala, nggak butuh waktu lama untuk menggulirkannya ke dalam sebuah lagu. Kalo mau diitung, udah ada 2 lagu loh yang kentel banget unsur “tua” nya. Yang satunya lagi adalah Hingga Ujung Waktu, dimana mereka udah berani menuliskan jika kau menjadi istriku nanti… di syairnya. Kedengerannya sepele. Tapi buat band yang pelan-pelan udah berobah dari ulat jadi seekor kupu-kupu yang indah ini nggak bisa dibilang biasa aja.
Banyak lagu asik di album ketiga ini. Menurutmu, mana yang paling menarik dari segi lirik dan musiknya ?
Source: KG.
Comments (0)
Saya Ditabrak Pocongan” l Pengakuan Eross Sheila on 7
Filed under: Eross
EDAN TENAN, baru sekali ini aku diweruhi demit. Benar-benar tidak menyangka, seperti mimpi aku melihat sosok hantu itu. Aku memang sering dengar teman-teman bercerita tentang hantu, tapi yang benar-benar hadir di depan mata kepalaku, ya baru kejadian kemarin itu.
Malam Minggu lalu, aku baru pulang dari nonton festival hip metal di Monumen Jogja Kembali. Teman-teman dari studio Batas memang ikut festival itu. Jam menunjukkan pukul 2.30 dini hari. Karena teman-teman masih sibuk mengemas peralatan manggung, jadilah aku pulang sendirian. Santai ajalah, pikirku, toh jalan begitu lengang. Kujalankan mobil Kijangku 40 kilo/perjam. Sesekali aku berpapasan dengan ibu-ibu penjual sayur yang akan berangkat ke pasar. Ah, kasihan juga mereka…pagi-pagi begini sudah harus banting tulang.
Belum juga hilang memikirkan si Ibu, tiba-tiba mataku melihat benda putih. Keluar dari rerimbunan pohon sengon. Sejenak aku melihat jalan sekitar. Hei, aku kan saat ini lagi lewat Ringroad Utara, jelang perempatan Condong Catur. Kukucek mataku dengan punggung tangan, kusorotkan juga lampu dim ke arah benda putih itu. Masyaallah! Kerongkonganku terasa tercekat. Itu kan pocongan! Belum habis rasa kegalauanku, pocong-an itu sudah mendekat ke mobilku. Dengan meloncat-loncat begitu cepat, pocongan itu menuju sisi kanan mobil. Aku panik, baru mau tancap gas, po-congan itu sudah menabrak mobilku. Tapi tak ada bunyi benda ketabrak. Dari kaca spion aku mengintip, tak ada apa pun di sana…
Setelah beberapa kilo dari tempat kejadian, aku pinggirkan mobil. Aku masih lemas ketakutan. Aku telepon teman-teman Studio Batas yang juga lewat jalan itu. Jawabannya sungguh mengejutkan, mereka juga melihat pocongan itu!
Esoknya, aku cari informasi. Pocongan itu, bela-kangan memang sering menampakan diri. Sebelum kejadianku, katanya, ada seorang bapak sampai ping san, ketika sedang mengayuh sepeda dihampiri sang pocongan. Lalu, kenapa pocongan bisa muncul? Kata penduduk sekitar, belum lama, di sekitar jalan itu, ada seseorang tewas kecelakaan. Mungkin pocongan itu arwah yang penasaran? Ah, forget it. Kalau meng-ingat kejadian itu, bulu kudukku langsung berdiri.n
Source: MP
Comments (0)
March 2, 2002
Banjir Datang, HP Eross Melayang -
Filed under: Eross
BANJIR melanda Jakarta. Air meluap itu tak pandang bulu. Bukan cuma warga Jakarta terkena bencana. Eross Chandra, gitaris Sheila on 7 yang cah yoja, pun ikut terkena bahnya.
“Ponselku hilang. Lenyap dalam taksi yang terjebak banjir,” tukas Eross.
Siang itu, warga Jakarta memang lagi heboh oleh datangnya banjir. Sheila on 7 yang lagi berada di Jakarta —dalam rangka rekaman album ketiga— jadi kelimpungan. Personil Sheila nginap di Apartemen Bona Vista, Lebak Bulus, yang letaknya tak jauh dengan studio Ara, tempat mereka rekaman.
“Terus terang kami panik. Dan, ingin cepat-cepat berangkat ke Ara. Bagaimana tidak? 16 unit gitar punyaku, dan 8 gitar milik Sakti serta pernik-pernik yang lain berada di studio. Jadi, buru-buru kami ke sana,” kata Eross.
Dalam kepanikan itulah, HP Nokia 3210 milik Eross menguap. “Mungkin ponselnya bisa beli lagi. Tapi kartuku, kan memuat nomor-nomor penting?” tutur Eross, dengan muka agak kesal.
Untung, setiba di sana semua peralatan rekaman Tascam Digital 24-Track Multi-tracker yang berharga milyaran milik Dimas Wahab telah diangkat ke lantai atas. Meski pun, tetap saja, kolam renang, mobil, dan loby studio kebacut terendam air.
n abp
Source: MP
Comments (0)
February 2, 2002
SUKA DUKA PUNYA SAUDARA TERKENAL Sering Dibilang Gunakan ‘Aji Mumpung’
Filed under: Eross
PUNYA saudara artis terkenal, bagaimana rasanya?
“Kadang menguntungkan, dan se-ring pula bikin repot. Meski, kerepotannya bisa dibilang tidak terlalu merugikan,” jawab Maya Novantina Urbach.
Kakak kandung Nafa Urbach ini mengaku, ketika hadir di suatu acara atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, tidak sedikit orang saling berbisik yang mungkin ngrasani: “Itu lihat, ada kakaknya Nafa.” Walau, sering pula bisik-bisik mereka memerahkan telinga: “Wah, kok beda dengan Nafa.”
Mendengar komentar-komentar seperti itu, sebenarnya Maya tidak terlalu menghiraukan. Cuma nggak enaknya, aku mahasiswi Jurusan Komunikasi UPN ini, karena kebetul-an punya talenta sama dengan Nafa, terkadang ada suara sumbang menuduh Maya menggunakan aji mumpung.
“Sebenarnya, semua orang cende-rung menganut faham aji mumpung. Tapi dalam kasus keluargaku, tuduhan seperti itu nggak bener. Kebetulan saja aku sama Nafa punya telenta sama. Nyanyi dan main sinetron. Nggak adil kalau aku sering dapat job ngemsi, nyanyi dan main sinetron, gara-gara pengaruh Nafa,” katanya panjang lebar.
Terus terang Maya mengaku, pu-nya adik artis terkenal, ada untungnya. Apalagi, kebetulan semua pakai nama ‘marga’ Urbach. Lebih cepat dikenal, dan dalam dunia hibur-an, popularitas berimbas pada banyaknya job.
“Ketenaran nama Nafa berimbas pada karirku dan si bungsu, Alam. Kebetulan kami berjalan di jalur yang sama. Hanya, aku pribadi nggak mungkin mengandalkan nama Nafa untuk mengembangkan karir. Aku harus menunjukkan kemampuan, untuk menjaga nama besar adikku itu,” ungkap artis pendukung sinetron ‘Sang Pencinta’ yang kos di seputaran Seturan ini.
Menurut Maya, ia ingin menggunakan aji mumpung secara proporsional. Didukung kebesaran nama Nafa, sekaligus punya potensi yang mendukung.
Sigit Yulianta, adik pelawak Setyawan Tiada Tara dan Tony Pelita Hati, mengaku bangga dan senang punya saudara terkenal. Namun, mahasiswa Fakultas Teknik Sipil UII ini tak pernah memanfaatkan nama besar kakaknya untuk kepentingan pribadi. “Memang saya jadi lebih pede punya kakak yang dikenal banyak orang. Saya salut atas keberhasilan mereka. Namun, kalau ditanya apakah keterkenalan kakak-kakak saya itu mempengaruhi hidup saya, jawabnya tidak. Saya tetap biasa saja dan tak pernah membawa nama mereka,” tutur Sigit.
Berbeda dengan kedua kakaknya yang ambyur di dunia lawak, Sigit menekuni aktivitas yang bertolak belakang. Cowok kelahiran 14 Juli 1977 ini aktif di Kodisia (Korps Dakwah Universitas Islam Indonesia). Itu yang membuat teman-teman Sigit tak percaya kalau Setyawan dan Tony kakak kandungnya. Selama ini, Sigit memang tak pernah ngomong pada teman-temannya kalau ia adik pelawak terkenal. Namun ketika teman-temannya membicarakan pelawak yang jadi idola anak muda itu, baru Sigit buka kartu.
“Teman-teman tidak percaya dan menganggap saya bercanda. Mereka malah menertawakan saya. Ya sudah, saya diam saja. Ketika mereka main ke rumah dan melihat foto kakak terpampang di dinding, baru percaya kalau saya adik Setyawan dan Tony,” ujar Sigit,
Konsekuensi yang sering dialami Sigit, ia sering dimintai tolong temannya yang ingin memiliki tanda tangan, foto dan souvenir dari kakaknya. Tak sedikit yang sengaja datang ke rumah untuk kenalan. Bila kakaknya tampil di televisi, paginya teman-temannya pasti memberitahu pada Sigit. Menghadapi hal yang seperti itu, Sigit hanya bisa bilang terima kasih, karena mereka telah memperhatikan kiprah kakaknya.
Sigit tak menampik kalau perlakuan orang terhadap dirinya jadi lebih istimewa. Toh begitu, Sigit tetap bersikap wajar, biasa-biasa saja.
“Yang terkenal kan kakak, bukan saya. Buat apa saya harus menyombongkan diri. Jika saya terkenal pun tak berhak untuk sombong. Kita harus menyikapi hidup dengan wajar dan tak berlebihan,” jelas Sigit.
Lain cerita Hendra Raymond, adik Eross Chandra, gitaris Sheila on 7. Sebenarnya, dibanding Eross, Raymond lebih dulu terjun ke dunia nyanyi dan modeling.
“Sebelum Mas Eross bisa main gitar, saya sudah duluan terjun ke tarik suara dan modeling. Lalu Mas Eross ngebentuk band, hingga akhirnya ia mendirikan Sheila on 7. Beruntung album Sheila on 7 meledak di pasaran, sehingga karir Mas Eross lebih melejit katimbang saya,” ujar Raymond, saat ditemui di Hotel Garuda.
Raymond jelas bangga jadi adiknya Eross, namun banyak orang malah mempertanyakan kiprah dia di dunia nyanyi. Disangka banyak orang, Raymond mendompleng nama besar kakaknya ketika ia mulai muncul ke permukaan.
“Awalnya, ini jelas jadi beban buat saya. Tapi setelah dipikir-pikir, ngapain juga mikirin hal itu. Mending saya berkarya lebih baik, syukur-syukur bisa melebihi Mas Eross. Ini kan namanya kompetisi yang sehat?” kata mahasiswa Universitas Atmajaya, Jurusan Komunikasi.
Untuk bidang modeling, tak banyak orang bersikap sinis terhadapnya. Namun untuk nyanyi, banyak suara sumbang ditujukan kepadanya. Apalagi belakangan Raymond juga mencoba mengajukan demo ke perusahaan rekaman. “Pertama kali mengajukan demo ke produser, saya nggak akan buka kartu bahwa saya adiknya Eross. Biar mereka tahu sendiri. Dengan begini, penilaian mereka terhadap karya saya lebih objektif,” jelasnya.
Dalam berkarya pun Raymond tak mau minta tolong kakaknya. Hanya saja, Eross memang sering memberi masukan yang berarti pada karyanya. Raymond pun berusaha keras mencipta lagu yang jauh berbeda dari karakter Sheila on 7. Itu ia lakukan agar tak dituduh menjiplak Sheila on 7.
“Posisi saya jelas sulit, bayang-bayang Eross tetap saja menguntit. Nggak usah di bidang nyanyi, kalau saya umpamanya nanti kerja sebagai wartawan, dokter atau fotografer, misalnya, pasti nama Eross bakal disebut,” tuturnya.(Dar/Lat/Abp)
Source: MP
Comments (0)
December 14, 2001
LEBARANNYA ARTIS REMAJA YOGYA Pertama, Buat Keluarga. Kedua, Penggemar
Filed under: Eross, Lifestyle
LEBARAN memang hari istimewa. Siapapun dan di mana pun orang bersuka cita setelah sebulan berpuasa. Mereka saling bermaaf-maafan. Sungkem pada orangtua. Salaman pada famili dan teman. Nah, MP kali ini menurunkan tulisan Lebarannya artis remaja Yogya. Mereka adalah Mita Gayatri, Bimo Berhati Nyaman, Eross So7 dan Icha Jikustik. Di mana dan bagaimana mereka berlebaran?
Lebaran kali ini, Mita Gayatri akan merayakannya di Jakarta. Tahun lalu, penyanyi berbakat yang melejit lewat lagu ‘Tunggu Aku Kembali’ dan ‘Relakan Aku Pergi’ ini berlebaran di Yogya. Tahun ini, mamanya Mita mengusulkan untuk berlebaran di Jakarta. “Alasan mama, karena ingin suasana yang lain dari sebelumnya. Kebetulan juga nenek Mita ada di Jakarta. Saudara-saudara Mita, juga akan ngumpul di sana,” kata Mita.
Siswi kelas III SMU Muhammadiyah 2 Yogya ini berangkat ke Jakarta 5 hari sebelum Lebaran. Menurut Mita, Lebaran kali ini sangat istimewa, karena bertepatan dengan ulangtahun kakaknya, Angga, 16 Desember. Pihak keluarga, ujar Mitha, akan membikin acara untuk merayakan ultah tersebut. Dipastikan berlangsung meriah dan semarak, karena dihadiri semua famili.
Bagi Mita, kumpulnya semua keluarga besarnya itu sangat mengasyikkan. Ia bisa ketemu saudaranya yang tinggal di luar Jawa, seperti Kalimantan dan Palembang. Berkat Lebaran, Mita bisa bertemu dengan saudara-saudaranya. Di acara kumpul-kumpul tersebut, Mita selalu didaulat untuk menyumbangkan lagu. Tentu saja Mita tak bisa menolak permintaan tersebut. Yang membuat Mita terharu, saudaranya banyak yang memberi dukungan terhadap karir putri kedua dari 3 bersaudara keluarga Drs Endro Maryoko-Ade Yanti ini. Tak sedikit juga yang memberi nasihat agar Mita rajin belajar. Agar sukses semuanya, baik nyanyi maupun sekolah.
Mita juga sering diajak foto bersama dan dimintai tandatangan oleh saudaranya yang masih muda. “Uniknya, mereka minta foto dan tandatangan bukan untuk mereka sendiri, tapi pesanan dari teman-temannya di sekolah,” kata Mita.
Hari ketiga Lebaran, Mita pulang ke Yogya. Silaturahmi dengan keluarga di Yogya adalah acara pokoknya, yang biasanya dilanjutkan dengan ziarah ke makam kakeknya di Wonosari. Setelah acara keluarga usai, Mita akan menghabiskan waktu untuk main ke tempat teman-temannya. Tak jarang juga, temannya yang mengunjungi Mita. Bila ada famili yang datang, kadang Mita diminta menemani ke mana mereka pergi. “Tapi kalau nggak ada kegiatan, ya di rumah saja, nonton televisi,” kata penyanyi yang sedang mempersiapkan album keduanya itu.
Bimo Berhati Nyaman selalu menikmati Lebaran dengan meriah. Pasalnya, pelawak muda personel PLaT AB ini tinggal di desa, yang suasana Lebarannya masih terasa kental. Konvensi silaturahmi ke tetangga secara berombongan masih lestari di tempat tinggal Bimo. Begitu juga dengan pesta mercon. Sarjana Kedokteran Hewan UGM ini mengaku amat bahagia dengan situasi seperti itu.
“Beruntung saya tinggal di desa yang jauh dari keramaian. Mungkin kalau di kota, nuansa seperti ini tak bakalan ada,” kata Bimo.
Warga Dusun VII, Tirto Rahayu, Galur, Kulon Progo ini masih melaksanakan silaturahmi dari rumah ke rumah. Tak hanya sekadar bersalaman, tapi juga sungkem dengan Bahasa Jawa. Sebagai orang modern dan berpendidikan, sebenarnya Bimo menganggap tak perlu seperti itu untuk minta maaf. Namun, karena kebiasaan itu sudah menjadi tradisi turun temurun, hingga sekarang tetap berjalan. Menurut Bimo, setelah salat Ied langsung diadakan Syawalan di mushala yang dihadiri seluruh warga. Meski sudah saling bermaaf-maafan di acara tersebut, tapi warga masih belum puas kalau tidak datang langsung ke rumah.
Yang bikin ramai suasana desa, adalah hilir mudiknya masyarakat yang akan bersilaturahmi dengan mengenakan pakaian baru, dalam suasana ceria. Bunyi mercon yang seolah tiada henti, menambah suasana kian meriah. Tradisi Lebaran di desa Bimo yang masih alami itu, pernah menarik minat temannya. Ada teman Bimo yang berasal dari Jakarta ingin merasakan suasana Lebaran di desa. “Rupanya dia tertarik dengan cerita saya. Karena penasaran lalu membuktikannya tahun lalu. Ia sangat senang dan bahagia selama di sini,” ujar pemilik nama asli Bimo Widada itu.
Setelah puas berlebaran di kampung halamannya, Bimo lalu mengunjungi saudara dan teman-temannya yang tinggal di kota. Meski tempatnya jauh, pria berusia 29 tahun ini berupaya untuk bisa memenuhinya. Sebab, Lebaran adalah kesempatan emas untuk bersilaturahmi. Meski tiap tahun selalu menghadapi suasana yang sama, namun Bimo tak pernah kepengin untuk berlebaran di tempat lain. Di kota misalnya. Sebab, selain ia menemukan kepuasan batin, Lebaran harus dekat dengan orangtua dan keluarga. “Pertama kali minta maaf pada orangtua. Kalau saya di tempat lain, jelas saya tak mungkin bisa sungkem pada mereka. Minta maaf setelah beberapa hari Lebaran, rasanya kurang afdol,” katanya.
Lebaran kali ini bagi Eross Chandra, salah satu personel Sheila on 7, mungkin dibarengi semangat kerja dan harapan. Semangat kerja, karena So7 saat ini sedang getol-getolnya rekaman album ketiga di Studio Ara Jakarta. Sedang harapan Eross, jelas, album ketiganya nanti meledak lagi. Selama puasa mereka bergelut di studio rekaman dan dua hari menjelang Lebaran Eross cs balik ke Yogya.
“Untuk Lebaran dan sungkeman tentunya. Terutama pada mama Titin, dia yang pertama harus aku nomorsatukan. Mamaku ini tak ada duanya, tanpa dia aku tak bakalan seperti sekarang ini. Tapi aku sedih juga karena sudah dua kali Lebaran ini tak bisa sungkeman sama papa, ya nanti aku datang saja ke makamnya,” kata Eross.
Setelah acara sungkeman di rumah, Eross, mamanya, dan Reymon (adik Eross) berangkat ke Karangkajen tempat nenek Eross tinggal. Di sanalah keluarga besar Eross biasanya kumpul. Lalu, kapan waktu Eross untuk penggemar?
“Hari Lebaran kedua dan ketiga aku menyempatkan diri untuk bertemu fans. Mereka ada yang datang ke rumahku adapula yang bertandang ke sekretariat Sheila on 7 di Kotabaru. Kalau Syawalan begini aku memang capek luar biasa, tapi mengasyikkan juga sih ketemu banyak orang,” kata gitaris So7 ini.
Eross masih ingat, sebelum terkenal seperti sekarang ini, ia dengan sesuka hati pergi beranjangsana kemana ia mau. Tapi setelah jadi public figure sekarang ini Eross jadi terbatas ruang ge-raknya.
Dapat limpahan materi juga tak membuat Eross lupa diri, meski tak mau mengaku berapa jumlah uang yang ia zakatkan di Hari Raya Idul Fitri, namun Eross bilang telah menyisihkan sejumlah uang untuk para anak yatim piatu di panti asuhan.
“Kalau keponakanku yang kecil-kecil sih biasanya sudah antre. Lucu juga melihat mereka baris. Aku jadi ingat waktu kecil dulu juga seperti itu,” cerita Eross, geli sendiri mengingat masa kecilnya dulu.
Selebritis lain yang berlebaran adalah Aji Mohammad Ferdinand alias Icha Jikustik. Karena Icha sendiri bukan asli Yogya, maka Lebaran kali ini ia pulang ke Palangkaraya, Kalimantan.
“Papa mama saya kan tinggalnya di Kalimantan, jadi saya ya merayakan Idul Fitri di sana. Semua keluarga kumpul, kakakku yang berada di luar kota juga pada datang. Itu harus pada hari Lebaran. Pernah, Lebaran tahun lalu salah satu kakakku nggak datang di hari pertama Lebaran, kami semua seperti merasa kehilangan. Sepertinya nggak sreg gitu, kalau salahsatu nggak hadir,” ujar Icha, pemain bass Jikustik.
Maka, sesibuk apapun kegiatan Jikustik, pulang kampung untuk berlebaran merupakan sesuatu keharusan yang tak bisa ditawar lagi. Semua job yang mengganggu kekhusyukan merayakan Idul Fitri terpaksa harus ditunda.
“Itu berlaku untuk saya, soalnya saya kan satu-satunya personil Jikustik yang tinggal di luar kota Yogya. Kalau Pongki, Carlo, Adit dan Dadi saat saya tinggal berlebaran ini lagi suntuk bikin demo rekaman untuk album kedua,” tutur Icha, yang berangkat ke Kalimantan hari Minggu (9/12) kemarin.
Sejak Jikustik naik daun, nama Icha otomatis juga semakin terkenal. Begitu pula ketika ia pulang ke kampung halaman, tentu namanya juga makin dikenal. “Namun yang penting saya bisa sungkem sama orangtua dan kakak. Saling bermaaf-maafan atas kesalahan yang saya perbuat selama ini. Bagi keluarga saya, Lebaran juga kami anggap sebagai ikatan batin dan silaturahmi,” kata Icha yang masih tercatat sebagai mahasiswa UII. “Hal lain, yang membuat saya harus pulang saat Idul Fitri adalah masakan lontong soto bikinan mama. Itu yang membuat saya harus pulang,” tutup Icha.(Latief/Prass)
Source: MP
Comments (0)
November 26, 2001
APRESIASI, Gitar
Filed under: Eross, Lifestyle
Alat petik ini, baru jadi nyawa aransemen lagu-lagu baru yang ngetop. Baik gitar listrik mau pun akustik. Senar nilon atawa logam. Ada yang bermain speed. Ada yang cerdas dalam progres akor. Ada yang jeli yang memilih sound. Tiga pemain gitar kita undang pekan ini ke MP edisi ini : Eross-nya Sheila on 7, Didiet eks Plastik yang additional di Potret, dan Edo Widiez mantan Vodoo. Kita dengarkan mereka n abp
Eross : Sederhana, Tidak Ruwet, Jauh dari Berisik
Gitar adalah hidupku. Gitar adalah kekasihku. Gitar adalah inspirasiku. Gitar adalah karyaku. Maka, gitar adalah juga pribadiku. Mungkin aku bukan orang yang meledak-ledak dan agresif dalam bermain. Pun bersama teman-teman di Sheila on 7.
Bagiku gitar adalah media ekspresi. Sebagian yang lain, bisa dibilang sebagai sarana refleksi. Musik lewat gitar yang aku bikin mengutamakan kesederhanaan. Tanpa improvisasi ruwet. Jauh dari berisik.
Dengan gitar, aku berusaha memadukan berbagai instrumen, elemen musik, dengan tujuan mendapatkan efek dan suasana yang tepat. Ada instrumen modern, ada yang tradisional. Ada unsur musik modern, ada tradisional dan oriental. Maka, rencana kami mengajak Djaduk untuk berkolaborasi mudah-mudahan tidak berlebihan.
Suara gitar akustik mempunyai sifat romantis. Oleh karenanya, lagu Romansa paling cocok bila dibawakan dengan gitar ini. Di album-album Sheila nanti, aku ingin menggunakan berbagai gitar. Mungkin aku pakai gitar Hawaiian yang menggunakan sistim slide. Mungkin juga pakai gitar yang menggunakan dawai nilon (gitar klasik), malah bisa jadi pakai gitar berdawai logam (steel gitar).
Didiet : Ya Bentuknya, Dawainya, Teori Bermainnya
Aku memang berencana bikin Guitar Project. Namun sebelum kubeberkan proyek itu, kita bercerita dulu tentang alat musik petik ini. Pada umumnya gitar berdawai enam, kan? Lalu muncul gitar dengan 12 dawai yang lazim digunakan di musik country. Pada dekade 50-an, muncul gitar dengan dua neck (fretboard); yang satu berdawai enam dan satunya 12, seperti yang sering digunakan oleh John McLaughlin. Kemudian muncul pula gitar berdawai tujuh yang biasa dipakai Bucky Pizzarelli. Bahkan muncul gitar berdawai 10.
Elektrik gitar berkembang. Bodinya tak berongga, tanpa ruang resonansi, yang keluar benar-benar suara elektrik. Jenis gitar listrik lazim digunakan di musik rock atau pop. Jenis ini pun berlanjut dengan penggunaan aneka macam sound effect.
Guitar Project yang saya kerjakan bernuansa rock. Di sini saya memainkan berbagai bentuk bodi gitar. Ada yang seperti kampak, bintang, persegi, segitiga, dobel neck, yang letak necknya sejajar, yang letak necknya membentuk huruf V seperti yang digunakan Steve Vai. Memainkannya juga unik. Neck satu oleh tangan kiri, neck lainnya dengan tangan kanan pakai sistem tap. Saya juga memainkan gitar sintesizer.
Semua metode bermain gitar ingin saya praktikkan. Ada sistem pick (petik), bisa dengan jari dan bisa pula dengan plectrum, ada pula tap sistem dan slide. Ada lagi sistem gesek dengan bow (penggesek seperti halnya biola).
Edo : Mempertebal Sound, Tak Perlu Banyak Line
Sebagai gitaris rock, hal pertama yang saya pelajari dan dikuati hingga sekarang adalah mencari ritem dan groove. Untuk yang lain, misalnya melodi dan speed, bisa dipelajari belakangan.
Dengan latihan dasar ritem dan groove yang kuat, permainan kita akan menemukan ciri. Melodi akan terjamah dan berjalan dengan sendirinya.
Saya banyak menggunakan teknik taping dan eksplorasi sound. Karena itu di panggung, seting gitar dan perangkat asesoris saya agak rumit. Preamp untuk penguat awal, satu perangkat efek dan satu set foot controll. Semua itu saya sambungkan ke power amplifier merk Marshall sebagai penguat akhir. Lalu saya masih menambahnya dengan dua pedal, masing-masing wah dan whammy, dan satu gitar cadangan yang sudah tercolok ke perangkat yang sama.
Ada dua manfaat dengan seting seperti itu. Pertama, saya akan memperoleh kualitas sound gitar yang jernih dan tebal. Kedua, faktor kesinambungan bermain tetap terjamin meski di atas panggung tali gitar putus.
Hampir di setiap pertunjukan saya menyiapkan dua gitar merek Yamaha tipe RBX 420. Kedua gitar itu saya lengkapi pick-up aktif. Tapi saya sengaja membuang perangkat pream-nya.
Untuk menghasilkan efek suara lebar saya cukup menggunakan masing-masing satu line di jalur kiri dan satu line di jalur kanan. Cuma saja, saya selalu memutar habis tombol pan pot, itu semacam tombol balance ke kiri sampai angka 0 milidetik. Sedang tombol pan pot kanan diputar habis ke arah kanan sampai angka O,25 milidetik.
Selisih waktu bunyi gitar yang dihasilkan efek delay dalam perangkat JFX Marshal menjadikan efek suara gitar terdengar lebar. Sesaat setelah suara gitar keluar dari speaker kiri, buntut suara gitar itu akan muncul lagi di speaker kanan. Tapi selisih waktunya cuma seperempat detik. Jadi mirip efek chorus cuma saja hanya sesaat. Jadi untuk mempertebal sound gitar, tak perlu line kelewat banyak. Anda bisa praktekkan dengan setelan kecepatan efek delay yang berbeda-beda. n
SOurce: MP
Comments (0)
June 20, 2001
Satu Jam Bikin Lagu Untuk Tasya
Filed under: Eross
Beginilah seharusnya album untuk anak-anak. Penuh dengan lagu-lagu riang yang wajar. Nggak salah kalo Sony Wonder memilih 10 dari ratusan karya-karya besarnya AT. Mahmud. Mungkin sebagian udah akrab di telinga kita. Ato paling enggak pernah kita nyanyiin jaman kita kecil dulu kayak Bintang Kejora, Naik Kelas, dan Pemandangan.
Meski jelas-jelas ini album anak-anak, Tasya boleh bangga karena “kakak-kakak” nya dengan senang hati ngebantuin albumnya ini. Misalnya, Henry Lamiri untuk violin solo, juga ada Dian Hadipranowo untuk akordeon. Belom lagi Eross Sheila On7 yang ikut nyumbang lagu Jangan Takut Gelap. Di lagu duet Tasya dan Duta Sheila On7 itu, Eross bahkan cuma butuh 1 jam untuk nyiptain liriknya.
“ Aku bayangin diriku jadi anak kecil lagi. Dulu waktu kecil, aku paling takut gelap. Tapi mama selalu meyakinkan aku untuk berani menghadapinya “ cerita Eross tentang ide lagu jagoan tersebut. So, bermodalkan jreng-jreng gitar bolong dan corat-coret kertas, jadilah lagu akustik yang asyik. Nggak kelewat berat seperti yang dikuatirkan orang selama ini tentang kolaborasi Eross dengan Tasya. Cuma, barangkali yang nggak bisa hilang adalah “nuansa” musik Sheila nya tetep terasa.
Tapi ditambah dengan 10 lagu AT. Mahmud yang laen, album ini bener-bener tercipta untuk anak-anak. Dan untuk yang kangen sama dunia anak-anak… !
Comments (0)
Get free blog up and running in minutes with Blogsome | Theme designs available here